Berita

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto/Repro

Politik

Dugaan Sabotase Minyak Goreng, KPPU dan Polri Harus Usut Oknum Lingkaran Pengusaha dan Pemerintah

KAMIS, 24 MARET 2022 | 17:17 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Stabilitas harga dan ketersediaan minyak goreng (Migor) yang tak bisa dikelola dengan baik oleh pemerintah diduga karena ada sabotase ekonomi oleh sejumlah pengusaha yang bekerjasama dengan beberapa oknum di dalam pemerintahan.

Begitu analisis Wakil Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Eko Listiyanto, dalam diskusi virtual Jakarta Journalist Center bertajuk "Amannya Minyak Goreng untuk Rakyat", Kamis (24/3).

Eko mengaku sepakat jika persoalan minyak goreng bagian dari sabotase ekonomi. Sebab, Pasal 33 UUD 1945 mengamanatkan negara, dalam hal ini pemerintahan, untuk menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan untuk hajat hidup orang banyak.


"Harapannya ke siapa? Ya sebetulnya ke regulator, ke pemerintah untuk bisa menjadi wasit yang adil baik untuk konsumennya maupun produsennya," ujar Eko.

Maka apabila terjadi sabotase ekonomi seperti sekarang ini, maka Eko menyarankan beberapa lembaga penegak hukum negara terkait untuk mengusut tuntas pihak-pihak dari pengusaha maupun pemerintah yang diduga terlibat dalam masalah ini.

"Ketika sudah terjadi seperti sekarang ini, secara instrumental kita punya lembaga-lembaga yang harusnya bergerak, entah itu KPPU, entah itu Polri untuk kasus hukumnya," paparnya.

Di samping itu, Eko juga melihat seharusnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga ikut bertanggung jawab atas pencabutan HET yang menimbulkan ketidakstabilan harga minyak goreng di pasar.

Akan tetapi, justru sejak tahun lalu Indef melihat Kemendag ada salah kelola terhadap CPO, sehingga muncul kelangkaan di saat HET masih berlaku, namun setelah dihapus minyak goreng membanjiri banyak retail dengan beragam merk baru dan harganya melonjak tinggi.

"Ini garda terdepannya adalah kemendag, karena ini tupoksinya dia. Tapi kalau ditarik ke belakang pada tahun lalu sebenarnya ini banyak aspek. Misalkan pengawasan terhadap DMO-nya tidak ketat, sehingga dibiarin aja ada minyak kita yang lari ke luar negeri, padahal seharusnya itu dipakai untuk produksi dalam negeri," jelasnya.

"Implikasinya apa? Ya masyarakat bawah harus membeli migor kemasan yang harganya sudah 24 ribu hari ini, atau bahkan lebih di beberapa tempat. Daya belinya tergerus. Apa yang terjadi? Ya udah enggak bisa (dikatakan) negara kalah lagi, emang enggak bisa berbuat apa-apa," tandas Eko.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya