Berita

Sekretaris Jenderal Syarikat Islam (SI), Ferry Juliantono/Ist

Politik

Ferry Juliantono: Syarikat Islam Siap Bentuk Desk Anti-Islamophobia

SENIN, 21 MARET 2022 | 19:49 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Syarikat Islam (SI) ke depan tidak hanya akan fokus pada dakwah ekonomi keumatan dan membangun kemandirian, melainkan juga akan fokus terhadap problem sosial yang hidup dalam realitas umat sehari-hari.

Salah satunya adalah dengan membangun desk Anti-Islamophobia guna menangkal isu-isu yang dibangun pihak-pihak tertentu untuk menyudutkan Islam.

Sekretaris Jenderal SI, Ferry Juliantono mengatakan, saat ini dunia sudah mulai menggaungkan anti islamophobia. Hal itu terlihat sikap Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menetapkan 15 Maret sebagai hari perlawanan terhadap phobia Islam.


"Saya melihat umat Islam sendiri kurang menyambut (penetapan PBB) dengan berbagai gerakan. Ini (Islam) agama welas asih yang bisa membawa dunia ke dalam kedamaian penuh sejahtera alias agama rahmatan lil alamin,” kata Ferry dalam pembukaan musyawarah nasional alim ulama SI di Jakarta, Senin (21/3).

Ferry berujar, mereka yang selama ini mengembangkan islamophobia justru menjadi pihak yang menunjukkan kekejian. Misalnya, negara Zionis Israel yang tanpa alasan menyerang rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsa tahun 2021 lalu.

Sementara di sisi lain, ada sikap humanis Taliban saat memenangkan Afghanistan dan mengusir keluar Amerika Serikat, yang mempersilakan pasukan AS dan warga berbagai negara asing untuk pulang ke negara mereka.

“Itu berbeda jauh dengan peristiwa perang Vietnam juga Kamboja, yang menimbulkan masalah kemanusian,” jelasnya.

Menurut Ferry, semua itu tak lepas dari kepemimpinan Presiden AS Joe Biden yang mulai berkuasa tahun lalu. Dengan pertimbangan internal yang tak lepas dari peran Council on American Islamic Relations (CAIR), Biden berhasil mendorong Partai Demokrat menginisiasi UU Anti-Islamophobia dan sukses digoalkan di wilayah hukum.

Namun yang membuat ganji, landasan yang dibangun AS untuk menghapus islamophobia justru berbeda dengan di Indonesia, di mana isu-isu yang cenderung memojokkan Islam dan terus dikembangkan.

“Misalnya wacana radikalisme atau Islam radikal. Wacana ini sebenarnya ganjil dan terasa melawan elan vital sejarah alias zeitgeist. Dunia berjalan ke sisi kanan, eh, Indonesia sendirian memilih sisi kiri dan melawan arus,” kritiknya.

Atas dasar itulah SI bersikap tegas akan membentuk desk Anti-Islamophobia.

"Sangat clear bahwa dunia Islam harus merespons secara konstruktif perkembangan yang terjadi di dunia saat ini. Selain mengembangkan wacana Anti-Islamophobia, tujuan yang lebih besar adalah disahkannya UU Anti-Islamophobia di Indonesia," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya