Berita

Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma/Net

Politik

Soal Big Data Luhut, Lieus Sungkharisma: Berhentilah Bohongi Publik!

KAMIS, 17 MARET 2022 | 08:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kecurigaan publik tentang agenda terselubung dari elite penguasa untuk mempertahankan kekuasaan, sekalipun dengan melanggar konstitusi negara, mulai menemui pembenaran. Setidaknya klaim big data dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menguatkan kecurigaan publik tersebut.

Begitu tegas tegas Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis pagi (17/3).

Menurut Lieus, apa yang diungkapkan Luhut soal data 110 juta nitizen yang menginginkan pemilu ditunda dan masa jabatan presiden diperpanjang, tidak lepas dari rangkaian pernyataan sebelumnya oleh sejumlah elite politik yang ingin penundaan pemilu dilakukan.


“Para elite politik itu sebenarnya tau bahwa gagasan penundaan pemilu tidak konstitusional dan melanggar UU. Tapi demi memenuhi ambisi pribadi untuk terus berkuasa, mereka tak peduli lagi soal itu,” ujarnya.

Luhut sendiri, tambah Lieus, demi menguatkan ambisi untuk terus berkuasa itu, kemudian melontarkan pernyataan yang katanya memiliki data tentang 110 juta nitizen yang menghendaki pemilu ditunda dan jabatan presiden diperpanjang.

“Para elite penguasa itu sedang main pingpong. Saling lempar bola. Saya minta janganlah terus membohongi rakyat. Para elit politik, berhentilah membohongi publik,” tegasnya.

Lieus menilai para elite politik saat ini sedang mempermainkan perasaan rakyat. Salah satunya Luhut yang mengaku punya data, tapi ketika diminta membukanya dia menolak.

“Inikan pembohongan namanya. Kalau benar, yang namanya data itu ‘kan hak publik. Ya buka saja. Tapi kenapa Luhut keberatan?” tanya Lieus.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim punya data besar yang berisi suara 110 juta pengguna media sosial ingin pemilu 2024 ditunda. Namun ketika dalam satu acara di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Selasa (15/3) wartawan meminta Luhut membukanya, Luhut justru menolak dan mengatakan alasan kenapa harus dibuka.

Hal itulah yang membuat Lieus merasa para elite yang kini sedang berkuasa mempermainkan perasaan rakyat dengan menggiring opini seolah-olah mayoritas rakyat negeri ini menghendaki pemilu ditunda.

“Padahal para elite itulah yang ingin mempertahankan kekuasaannya,” tutur Lieus.

Apalagi, jelas Lieus, big data Luhut itu dibantah langsung oleh data yang ada di DPD RI.

“Data Luhut sangat jauh berbeda dengan data yang dimiliki Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti,” ujar Lieus.

LaNyalla menyebut klaim Luhut itu tidak dapat dibenarkan. Berdasarkan analisa big data yang dia miliki, percakapan tentang Pemilu 2024 di platform paling besar di Indonesia yaitu Instagram, YouTube dan TikTok tidak sampai 1 juta orang.

Karena itulah, Lieus meminta Luhut dan para elite partai politik berhenti mewacanakan penundaan pemilu apalagi ingin memperpanjang jabatan presiden.

“Patuhi dan jalani saja apa yang sudah diamanatkan oleh konstitusi dan UU. Para elitE politik jangan bikin negeri ini semakin gaduh dengan pernyataan-pernyataan kontra produktif seperti itu,” katanya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya