Berita

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto/Repro

Politik

Mantan KSAL Khawatir Pertahanan IKN Baru Mudah Diterobos Asing

JUMAT, 11 MARET 2022 | 16:57 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Perpindahan Ibukota Negara (IKN) bukan hal sepele yang terkait dengan perpindahan kantor pemerintahan. Lebih jauh daripada itu, aspek pertahanan dan keamanan (Hankam) negara sedianya menjadi hal yang mesti dipertimbangkan dengan matang.

Demikian disampaikan mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto dalam webinar bertajuk "Pro Kontra Posisi IKN Baru dalam Perspektif Hankam" pada Jumat (11/3).

"Coba perhatikan di (DKI Jakarta) itu ada Kopassus, Kostrad, Marinir, itu melingkar. Ada Kodam Jaya. Kemudian dari sana berkembang menuju ke Kodam Diponegoro," ujar Slamet Soebijanto.


"Itu adalah tatanan, secara baik telah ditata dengan baik. Agar upaya menembus Jakarta itu sulit, dari kekuatan asing," imbuhnya.

Selain itu, Soebijanto juga menyebutkan, Babinsa juga merupakan satu komponen penting di tingkat akar rumput yang punya tanggungjawab membentuk lingkungan anak bangsa agar susah diterobos oleh pihak lain.

Kemudian, lanjutnya, TNI Angkatan Laut sejak dahulu dan berkelanjutan membentuk kanal-kanal juga menggunakan kapal-kapal nelayan sepanjang Pantai Utara Jakarta antara lain untuk penguatan hankam.

Apalagi, pasca deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 dan diikuti oleh peristiwa bersejarah selanjutnya yakni Indonesia mengirimkan jururunding seperti Prof Mochtar Kusumaatmadja dan Prof Hasjim Djalal, berjuang bertahun-tahun dalam forum-forum diplomasi PBB, hingga ditandatanganinya United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.

"Karena di situ benar-benar ada wilayah laut, tidak gampang kapal lain lewat situ. Dan kenapa Jakarta? Karena di situ ada tiga cook point yang masing-masing sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga armada 1,2,3, itu adalah pengembangan dari strategi active defense yang dikembangkan oleh TNI," tegasnya.

Atas dasar itu, Soebijanto menegaskan bahwa Jakarta adalah de facto karena di situ ada berbagai nilai bangsa ini. Sebab, jika IKN dipindahkan ke Kaltim tanpa mempertimbangkan berbagai aspek antara lain soal hankam, maka itu akan mempengaruhi kedaulatan nasional.  

Masih kata Soebijanto, salah satu yang perlu diperhitungkan adalah aspek laut. Di mana, kedalaman laut di sekitar IKN berbeda jauh dengan laut di Jakarta.

"Di situ (Jakarta) lautnya kedalaman 40 meter, sehingga kapal selam enggak mungkin menerobos ke situ. Nah, kalau di sini di Selat Makassar maka dia akan mudah melakukan penetrasi," demikian Soebijanto.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya