Berita

Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil bersaing menjadi dua tokoh politik paling populer di Jawa Barat/Net

Politik

Survei IPO: Dedi Mulyadi Lebih Disukai daripada Ridwan Kamil

KAMIS, 10 MARET 2022 | 17:03 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Indonesia Political Opinion (IPO) kembali merilis hasil survei opini publik terkait isu sosial kemasyarakatan dan konstelasi politik 2024. Survei itu secara khusus mengkaji persepsi publik di Jawa Barat.

Salah satu temuan survei IPO, tingkat kesukaan publik terhadap politikus Partai Golkar Dedi Mulyadi lebih unggul dibanding Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Dedi Mulyadi berhasil mendapatkan persepsi kesukaan publik sebesar 92 persen dari total popularitas yang ia dapat. Sementara Ridwan Kamil hanya disukai oleh 85 persen dari publik yang mengenal atau mengetahuinya.

Meskipun, dari sisi popularitas, Ridwan Kamil lebih unggul dengan 94 persen sementara popularitas Dedi Mulyadi sebesar 88 persen.

Direktur eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menjelaskan, popularitas Ridwan Kamil hampir merata ke seluruh pemilih di Jawa Barat. Hanya saja, popularitas itu menyisakan kelompok yang tidak menyukainya.

“Ini menunjukkan jika dalam popularitas Ridwan Kamil terdapat 15 persen yang tidak menyukainya, secara politik ini menentukan karena bisa saja kelompok ini secara aktif untuk mempropaganda pemilih lain agar tidak menyukai," jelas Dedi Kurnia dalam keterangannya, Kamis (10/3).

Dedi menambahkan, situasi berbeda terjadi dalam penilaian publik kepada legislator Partai Golkar Dedi Mulyadi. Berdasarkan hasil survei diketahui hampir sebagian besar yang mengenal mantan Bupati Purwakarta itu menyukai ketokohannya.

“Dedi Mulyadi berhasil menempatkan citra dirinya sebagai tokoh disukai di pemilih Jawa Barat. Tentu banyak faktor, paling menonjol dari aktivitasnya selama ini yang turun langsung ke masyarakat, meskipun dibuat dalam rangka konten media sosial, tetapi itu berhasil meyakinkan publik jika ia memang tokoh yang diharapkan publik,” papar Dedi Kurnia.

Menurut Dedi Kurnia, faktor kesukaan publik lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi tokoh politik kepada publik, termasuk interaksi yang dilakukan secara tidak langsung.

“Tidak dapat dihindari, hampir semua tokoh yang disukai publik karena faktor interaksi. Termasuk menggunakan media sosial atau konsolidasi langsung pada masyarakat. Tanpa melakukan interaksi publik, akan sulit mendapatkan tingkat kesukaan,” pungkasnya.

Survei IPO dilakukan pada 1-7 Maret 2022, dengan metode wawancara kepada 880 responden yang tersebar proporsional di Jawa Barat. Memiliki perhitungan toleransi kesalahan (margin of error) 2.90 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya