Berita

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Profesor Jimly Asshiddiqie/Net

Politik

Percuma Paksakan Amandemen UUD 1945 demi Tunda Pemilu, Begini Analisis Hukum Mantan Ketua MK

KAMIS, 10 MARET 2022 | 16:49 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Amandemen UUD 1945 menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengubah masa jabatan presiden. Akan tetapi, upaya tersebut dianggap percuma oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Profesor Jimly Asshiddiqie.

Hal tersebut disampaikan Jimly saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) bertajuk "Mengkaji Konstitusionalitas Jadwal Pemilu Indonesia", Kamis (10/3).

Jimly menjelaskan, secara paradigma ilmu hukum, benar bahwa konstitusi negara merupakan rujukan utama bagi peraturan perundang-undangan di bawahnya.


Akan tetapi ketika Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) tentang Jadwal, Tahapan, dan Program Pemilu Serentak 2024 sudah ditetapkan, dan dalam praktiknya tahapan pemilu sudah dimulai Agustus, apabila dipaksakan dilakukan amandemen setelah batas waktu tersebut tidak lantas langsung bisa diterapkan.

"Logika akal sehat di bidang hukum di seluruh dunia itu, kalau pertandingan sudah mulai, misalnya mau pertandingan bola, lalu para pemain sudah masuk lapangan, nah peraturan tak boleh diubah lagi," ujar Jimly.

"Kalau misalnya dipaksakan mau diubah bagaimana? Misalnya, UUD mau diubah, atau UU (Pemilu) nya dengan Perppu diubah, atau entah bagaimana caranya, ya tentu itu akan ribut. Lebih dari itu ada masalah secara hukum," paparnya.

Jimly juga menegaskan, menurut UU 7/2017 tentang Pemilu dan UUD 1945, KPU adalah lembaga nasional tetap dan mandiri, termasuk kewenangan regulasinya secara mandiri.

"Bahwa dia (KPU) harus konsultasi dengan pemerintah dan DPR itu kewajiban. Tapi substansi kewenangannya itu mutlak ada di KPU sendiri. Sekali dia membuat peraturan dia tidak bisa ditekan pemerintah maupun DPR, mereka cuma wajib konsultasi," jelasnya.

Jadi kata Jimly, jikalau pemerintah dan DPR RI mengubah UU Pemilu dengan Perppu, atau memaksa mengamandemen UUD 1945, jadwal pemilu yang sudah ditetapkan KPU sudah tidak bisa diubah lagi. Karena peraturan yang dibuatnya sudah terbit sebelum dilakukan amandemen atau perubahan UU.

"Maka biasanya kalau ada orang menggugat, kalau saya yang memimpin majelisnya, saya akan bilang bahwa proses pertandingan sudah mulai, maka perubahan aturan di atasnya berlaku untuk pemilu yang akan datang," demikian Jimly.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya