Berita

Tank Rusia terjebak di lumpur ketika meluncurkan invasi ke Ukraina/Net

Dunia

Peralatan Militer Rusia yang Disita Ukraina Menjadi "Tambang Emas" untuk Amerika

KAMIS, 10 MARET 2022 | 14:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sejak Rusia meluncurkan serangan invasi pada 24 Februari, sejumlah peralatan militer Moskow jatuh ke tangan pasukan Ukraina, yang disebut-sebut para pakar sebagai "tambang emas" untuk Amerika Serikat (AS).

Sejumlah kendaraan komando dan kontrol, sistem senjata, hingga peralatan militer logistik milik Rusia dilaporkan berhasil diambil oleh pasukan Ukraina.

Menurut intelnews.org, beberapa persenjataan Rusia yang disita itu termasuk sistem rudal permukaan-ke-udara Pantsir dan sistem roket multi-peluncur termobarik TOS-1A yang dipasang di tank yang ditinggalkan.


Ukraina juga mengklaim telah mendapatkan jet tempur Rusia, seperti Sukhoi Su-34, dalam kondisi cukup baik untuk beroperasi.

Pemerintah telah mengingatkan pasukan Ukraina untuk integritas peralatan militer Rusia yang disita termasuk helikopter, pesawat tempur dan sistem senjata berbasis darat, serta manual pengguna berbahasa Rusia.

Sebuah artikel dari majalah Newsweek pada awal pekan ini menyebut perang di Ukraina memberi Washington kesempatan langka untuk mendapatkan peralatan militer terbaru Rusia.

Sumber dalam artikel itu mengatakan, ada perjanjian kerjasama intelijen yang sudah berlangsung lama antara AS dan Ukraina, jadi berbagi peralatan militer dan intelijen yang disita adalah praktik normal.

Dalam lingkungan pertempuran digital saat ini, peralatan tersebut secara teratur mencakup microchip, yang memungkinkan komunikasi dengan pos komando.

Perangkat lunak yang ditemukan pada peralatan ini dapat menjadi sangat penting bagi badan intelijen musuh, karena mereka dapat menggunakannya untuk mengembangkan dan menguji malware.

Malware semacam itu dapat digunakan selama pertempuran, dengan konsekuensi yang berpotensi menjadi bencana bagi militer musuh.

Seorang pakar menjelaskan, beberapa peralatan ini bisa sangat penting sehingga seperti menangkap mesin Enigma, mengacu pada perangkat sandi canggih yang digunakan oleh Wehrmacht selama Perang Dunia II untuk mengamankan komunikasi militernya.

Peralatan tersebut berpotensi dapat direkayasa ulang, dan kemudian dibagikan oleh AS dengan badan-badan intelijen Barat lainnya, untuk tujuan mengembangkan cara-cara mengganggu, menyabotase, atau membahayakan mereka.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya