Berita

Menko Polhukam) Mahfud MD/Repro

Politik

Mahfud MD: Korupsi Tumbuh karena Pemerintah Tidak Demokratis

JUMAT, 04 MARET 2022 | 23:14 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Korupsi di sebuah negara tumbuh, salah satunya disebabkan karena pemerintah tidak demokratis dan menyebabkan kontrol terhadap korupsi akan berjalan baik pula.

Demikian disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menjadi keynote speaker di acara Kick Off G20 Anti-Corruption Working Group (ACWG) yang dilanjutkan dengan acara Presidensi G20: Kuatkan Komitmen Bersama Berantas Korupsi, Jumat sore (4/3).

Mahfud mengatakan, korupsi tumbuh salah satunya karena pemerintah tidak demokratis. Karena, jika negara berjalan demokratis, maka korupsi bisa di eliminate.

"Jika negara ingin bersih dari korupsi, maka jalankan demokrasinya dengan baik. Sehingga kontrol terhadap korupsi akan berjalan baik pula," ujar Mahfud MD.

Hal tersebut kata Mahfud, perlu menjadi menjadi perhatian utama dalam membangun pemerintahan yang baik dan bersih.

Apalagi, berdasarkan hasil penelitian sebuah disertasi yang ditulis oleh mantan wartawan Indonesia di Australia kata Mahfud, menyebutkan bahwa di Indonesia aneh.

"Anehnya apa? Indonesia tuh melakukan reformasi, melakukan demokratisasi, membangun demokrasi agar korupsi bersih, karena di negara-negara lain, kalau demokrasi bagus, maka korupsinya bisa dibersihkan. Tetapi kayanya hasil penelitian itu, di Indonesia justru sejak demokratisasi malah korupsinya bertambah. Apakah demokrasinya yang salah? Tidak. Berarti praktik demokrasinya yang salah," jelas Mahfud.

Sehingga kata Mahfud, jika berbicara praktik demokrasi salah, tidak bisa bertumpu pada satu institusi, pada eksekutif saja, legislatif saja, LSM saja, atau KPK saja.

"Saya sebagai Menko Polhukam tidak henti-hentinya mengingatkan kepada seluruh aparat penegak hukum untuk selalu bersinergi dalam penegakkan hukum," terang Mahfud.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya