Berita

Analis politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio/Repro

Politik

Awalnya Dikira Bercanda, Hensat Yakin Elite Politik Serius Ingin Tunda Pemilu 2024

SELASA, 01 MARET 2022 | 21:23 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gagasan menunda Pemilu Serentak 2024, dinilai Analis politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, sebagai sesuatu yang serius dan bakal direalisasikan oleh pihak-pihak yang menggaungkannya.

Sosok yang kerap disapa Hensat ini mulanya menganggap ide penundaan Pemilu yang dicetuskan sejumlah ketua umum partai politik sebagai suatu wacana belaka.

"Kenapa saya awalnya berpikir bercanda? Buat menyenangkan Pak Jokowi saja," ujar Hensat dalam diskusi virtual LP3ES bertajuk 'Menunda Pemilu, Membajak Demokrasi', pada Selasa (1/3).


Konotasi "bercanda" yang diyakini Hensat lantaran melihat kepentingan politik dari suatu Parpol yang hingga kini belum juga diwujudkan Presiden Joko Widodo.

Dia menyebutkan, PAN adalah contohnya, di mana setelah partai yang dipimpin Zulkifli Hasan ini bergabung ke dalam koalisi pemerintahan, belum ada kadernya yang masuk dalam kabinet.

"PAN misalnya, tadinya kan mau reshuffle, cuma tidak ada reshuffle juga. Jadi, cara menyenangkan Pak Jokowi dengan penundaan Pemilu," tuturnya.

Hal yang sama juga dilihat Hensat dari tindakan PKB yang dipimpin Abdul Muhaimin Iskandar. Kata dia, PKB ingin mendekatkan diri dengan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, sehingga menganggap Pemilu adalah candaan.

"Terbukti juga itu, strateginya berhasil. Akhirnya Cak Imin dan Gus Yahya satu suara meskipun Gus Yahya baru bilang ini masuk akal," katanya.

Meski begitu, kini Hensat justru beranggapan lain. Karena isu penundaan Pemilu semakin lama wacananya serius berhembus. Makanya dia yakin persoalan ini adalah sesuatu yang serius.

"Sekarang saya tidak percaya mereka bercanda. Kelihatannya mereka serius banget," demikian Hensat.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya