Berita

Wijayanto saat diskusi virtual LP3ES bertajuk 'Menunda Pemilu, Membajak Demokrasi', pada Selasa (1/3)/Repro

Politik

Kajian LP3ES, Wacana Penundaan Pemilu Mengarah ke Perilaku Otoriter

SELASA, 01 MARET 2022 | 17:27 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Penundaan pemilihan umum (Pemilu) dinilai sebagai satu gagasan yang menolak peraturan atau regulasi yang dibentuk untuk menjalankan sistem demokrasi yang baik di suatu negara.

Direktur Center for Media and Democracy Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Wijayanto menuturkan, pihaknya telah sejak lama mengkaji wacana penundaan Pemilu sejak tahun lalu, yang mana muncul wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

"Isu ini sudah sangat usang, cuma dimodifikasi sedikit. Dalam kajian LP3ES sudah dipublish di berbagai buku terbitan kami. Akan tetapi kali ini serius karena yang menggagas ketum Parpol langsung," ujar Wijayanto dalam diskusi virtual LP3ES bertajuk 'Menunda Pemilu, Membajak Demokrasi', pada Selasa (1/3).

Selain ketua umum partai politik, Wijayanto juga telah mendengar adanya dukungan terhadap penundaan Pemilu dari salah satu pimpinan ormas keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.

"Dan menarik juga kita mendengar ketua PBNU yang menyampaikan penundaan Pemilu masuk akal. Mereka orang-orang yang punya konstituen. Apalagi ketum parpol, bukan hanya punya konstituen tapi punya kursi di parlemen," imbuhnya.

Maka dari itu, Wijayanto menilai, isu penundaan Pemilu sama dengan isu yang digaungkan oleh kelompok sipil yang mendukung adanya perpanjangan periode jabatan presiden menjadi 3 periode.

Sehingga dalam beberapa buku yang diterbitkan Wijayanto dan LP3ES yang berjudul "Nestapa Demokrasi di Masa Pandemi" dan "Demokrasi Tanpa Demos", para ilmuwan Indonesia yang menjadi penulis mengingatkan bahwa Indonesia tengah mengalami kemunduran demokrasi yang serius. Bahkan, mengarah putar balik ke arah otoritarianisme.

Untuk itu, Wijayanto menekankan bahwa wacana penundaan Pemilu harus diseriusi. Karena dalam kajian LP3ES, terdapat empat indikator yang yang ditulis oleh dua ilmuwan politik asal Amerika Serikat terkait ciri otoritarian.

"Dalam studi kita tentang empat indikator perilaku otoriter yang ditulis oleh Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, salah satunya adalah penolakan atau komitmen lemah atas aturan main demokratis. Inilah yang menjadi salah satu alat analisis kita untuk menilai keberadaan demokrasi Indonesia," paparnya.

"Kita melihat bahwa wacana presiden 3 periode atau wacana penundaan Pemilu itu adalah wacana yang menyalahi aturan demokrasi. Karena dalam negara demokrasi, yang sudah menjadi kesepakatan, bahwa kekuasaan harus dibatasi melalui Pemilu maksimal dua periode," pungkas Wijayanto.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya