Berita

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf/Net

Politik

Tanggapi Gus Yahya, Said Didu: Yang Buat Beban Utang Segunung Siapa, Masak Mau Diperpanjang?

SENIN, 28 FEBRUARI 2022 | 12:53 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Usulan PKB dan PAN soal penundaan Pemilu Serentak 2024 dianggap masuk akal oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.

Namun, alasan dari sosok yang kerap disapa Gus Yahya itu dinilai tak korelatif dengan fakta yang dialami bangsa selama 7 tahun ke belakang.

"Demokrasi itu berdasarkan konstitusi bukan berdasarkan akal. Kalau berdasarkan akal maka akan terjadi perebutan kekuasaan sesuai akal masing-masing," ujar Mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu melalui akun Twitter pribadinya, Senin (28/2).

Said Didu menduga, wacana penundaan pemilu yang berimplikasi pada perpanjangan masa jabatan presiden adalah sesuatu yang diagendakan segelintir kelompok untuk mempertahankan kuasanya dalam meraup keuntungan dari negara.

"Sepertinya perpanjangan masa jabatan akan terjadi sebagai agenda Oligarki. Gejala terlihat bagaikan makan bubur panas - mulai dari pinggir," tuturnya.

Maka dari itu, Said Didu merasa aneh apabila seorang Gus Yahya mendukung adanya penundaan pemilu, apalagi jika memakai alasan yang sama dengan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar dan juga Ketua PAN Zulkifli Hasan.

Dua ketum parpol itu menjadikan kondisi bangsa yang belum stabil akibat pandemi Covid-19 sebagai alasan penundaan pemilu. Hal yang hampir serupa dilontarkan Gus Yahya, dengan menyatakan "penundaan pemilu masuk akal karena ada berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa".

Namun, menurut Said Didu, pada faktanya persoalan bangsa yang muncul memang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebagai contohnya, dia menyinggung soal utang negara yang semakin menumpuk saat Jokowi menjabat, dan juga sejumlah persoalan lainnya.

"Yang buat beban bangsa dengan utang segunung dan beban lainnya sejak 2014 siapa? (Masak) Beban bangsa (mau) diperpanjang?" herannya.

"Kedua, kalau (memakai alasan) pemilu beban bangsa sekalian aja enggak usah ada pemilu. Ketiga, Ibu Kota Negara dan infrastruktur merugi, bukan beban?" sindir Said Didu menutup.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya