Berita

Cuplikan pesan video dari Anonymous/Repro

Dunia

Dear Mr. Putin, Ini Pesan Terbaru Dari Anonymous

SENIN, 28 FEBRUARI 2022 | 00:44 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Langkah militer yang ditempuh oleh Rusia terhadap Ukraina pekan kemarin membuat geger publik dunia. Reaksi beragam pun datang dari banyak pihak di dunia, baik itu kecaman, ataupun "dukungan" tersembunyi.

Salah satu pihak yang ikut bereaksi atas apa yang dilakukan oleh Rusia itu adalah Anonymous, kelompok hacktivis alias "akitivis" peretas internasional.

Anonymous merilis pesan video baru pada Minggu (27/2) dan beredar di Twitter. Dalam video berdurasi 2.20 menit itu seorang anggota Anonymous yang mengenakan topeng Guy Fawkes atau yang biasa dikenal V for Vendetta, sebagaimana ciri khas kelompok itu, menyampaikan pesan yang ditujukan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Salam warga dunia. Pesan ini adalah untuk Vladimir Putin dari Anonymous," ujarnya.

"Mr. Putin, invasi yang sedang berlangsung di Ukraina menunjukkan bahwa rezim Anda tidak memiliki rasa hormat pada kemanusiaan atau hak penentuan diri sendiri," sambungnya, dengan suara yang terdengar disamarkan.

Dia menyoroti invasi skala besar yang sudah dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2), di mana tidak sedikit warga sipil ikut terdampak.

"Lingkungan sipil sudah dibom dan orang tidak bersalah dibunuh. Pengungsi melarikan diri kekerasan dan populasi dipaksa wajib militer oleh pemerintah Ukraina," paparnya.

Dia menegaskan bahwa ini adalah situasi yang buruk. Dia juga bahkan menyebut Putin sebagai "penghasut".

"Anda mengkritik militer Amerika Serikat dan NATO karena pendudukan dan pengeboman di Timur Tengah, yang tentu saja merupakan kritik yang adil," katanya.

"Tapi Anda menunjukkan bahwa Anda tidak lebih baik dari pemerintah imperialis yang Anda kritik," sambungnya.

Kini, masih kata Anonymous, seluruh dunia bisa melihat hal itu melalui propaganda yang dilakukan Rusia.

Bahkan langkah militer itu pun mendapat menentangan dari banyak warga Rusia. Mereka menentang perang.

Sayangnya, kata Anonymous, Rusia menanggapi respon di dalam negeri dengan "kejam".

Bukan hanya dari dalam negeri, penentangan juga datang dari luar negeri di mana banyak negara sudah menjatuhi sanksi terhadap Rusia.

"Perlawanan akan datang dari dalam karena kwkhawatiran bahwa ambisimu untuk penaklukan lebih besar daripada yang Anda bisa akui," ujarnya.

"Jika Anda melanjutkan langkah ini, Anda akan kehilangan dukungan dari warga Rusia. Negara-negara lain di seluruh dunia akan menolak untuk bekerjasama dengan Anda. Dan Anda akan menghadapi serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia," terangnya.

Dia menegaskan bahwa anggota Anonymous telah mendeklarasikan perang siber terhadap rezim agresif Rusia.

Dia memperingatkan bahwa sejak beberapa waktu belakangan, beberapa situs pemerintah telah offline karena serangan siber. Namun itu hanyalah permulaan.

"Segara Anda akan merasakan peretas dunia penuh murka," tegasnya.

"Banyak dari mereka kemungkinan akan tinggal dari negara asal Anda. Rahasia Anda mungkin tidak lagi aman," sambungnya.

Dia juga memperingatkan soal ancaman peretasan di infrastruktur pemerintah Rusia

Dia juga menyoroti soal "hasrat" Rusia untuk merebut kembali wilayah era Uni Soviet.

"Sekarang dengan invasi ke Ukraina. Invasi sebelumnya di Georgia dan Krimea. FOkus mulai menunjukkan strategi yang jelas bagi Rusia untuk merebut kembali wilayah-wilayah kunci yang pernah dipegang oleh Uni Soviet," paparnya.

Dia menegaskan bahwa Uni Soviet telah gagal selama bertahun-tahun dan dunia tidak akan pernah lupa betapa brutalnya rezim di masa itu

"Ini bukan perang yang Anda menangi, terlepas dari seberapa kuat Anda pikir diri Anda," katanya.

"Kami Anonymous. Kami legion. Tunggu kami," tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya