Berita

Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat Deb Haaland/CNN

Dunia

AS Ganti Nama 600 Lebih Situs Geografis yang Mengandung Istilah Penghinaan Bagi Wanita Pribumi

MINGGU, 27 FEBRUARI 2022 | 21:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Isu terkait indigenous people atau pribumi atau penduduk asli Amerika semakin menjadi perhatian di negeri Paman Sam.

Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat baru-baru bergerak maju dengan menghapus dan mengganti istilah yang menghina wanita pribumi yang telah digunakan selama beberapa dekade di negara itu. Istilah yang dimaksud adalah "squaw".

Istilah tersebut secara historis telah digunakan sebagai penghinaan etnis, rasial dan seksis terhadap wanita pribumi.


Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat Deb Haaland, yang juga merupakan penduduk asli Amerika pertama yang menjabat sebagai sekretaris kabinet kemudian membentuk satuan tugas beranggotakan 13 orang untuk mengganti nama lebih dari 600 situs geografis yang mengandung istilah "squaw" itu.

Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat pun kemudian mengeluarkan daftar kemungkinan nama pengganti untuk situs geografis yang mengandung istilah tersebut dan sedang mencari komentar publik tentang nama yang diusulkan. Periode komentar publik itu pun terbuka hingga April mendatang.

Bukan hanya itu, mereka pun memulai konsultasi suku.

"Kata-kata penting, terutama dalam pekerjaan kami untuk membuat tanah dan perairan publik negara kami dapat diakses dan ramah bagi orang-orang dari semua latar belakang," kata Haaland.

"Sepanjang proses ini, keterlibatan luas dengan Suku, pemangku kepentingan, dan masyarakat umum akan membantu kami memajukan tujuan kesetaraan dan inklusi kami," sambungnya, seperti dikabarkan CNN pada Minggu (27/2).

Peta yang dibuat oleh Gugus Tugas Nama menunjukkan lokasi yang membutuhkan nama baru di seluruh negeri. Tempat mulai dari White Squaw Island di Maine hingga Squaw Hollow di Oregon yang harus diganti namanya.

Langkah ini pun diapresiasi oleh kelompok-kelompok seperti Native American Rights Fund.

"Sudah lewat waktu bagi kita, sebagai bangsa, untuk bergerak maju melampaui istilah-istilah yang menghina ini dan menunjukkan kepada penduduk asli, dan semua orang, rasa hormat yang sama," kata direktur eksekutif kelompok itu John Echohawk.

Situs yang menyertakan istilah tersebut diperkirakan akan berubah dalam hitungan bulan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya