Berita

Aksi unjuk rasa di Seoul/Yonhap

Dunia

Ratusan Orang di Korsel Turun ke Jalanan Seoul Membawa Tulisan "Hentikan Putin", "Hentikan Perang"

MINGGU, 27 FEBRUARI 2022 | 15:28 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Konflik yang tengah terjadi di Ukraina sebagai akibat langkah militer yang diambil oleh Rusia, mengundang simpati dari publik dunia, termasuk Korea Selatan. 


Pada Minggu (27/2), sekitar 300 orang, termasuk warga Ukraina yang tinggal di Korea Selatan dan pendukung mereka, melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes langkah militer yang diambil Rusia terhadap Ukraina.

Di antara mereka ada yang membawa bendera Ukraina dan tanda serta tulisan seperti "Hentikan Putin" dan "Hentikan Perang".

Aksi yang dilakukan di depan Kedutaan Besar Rusia di Seoul itu juga diwarnai dengam slogan-slogan seperti "Jangan bunuh orang-orang kami".

Bukan hanya itu, para pengunjuk rasa juga mengenakan pita kuning dan biru, yang mewakili warna nasional Ukraina.

Selain mengecam tindakan militer Rusia, mereka juga meminta dukungan Korea Selatan untuk mengakhiri perang yang terjadi.

Salah seorang pengunjuk rasa bernama Olena Shchegel, yang mengajar studi Ukraina di Hankuk University of Foreign Studies, membacakan pernyataan representatif. Dia mengatakan bahwa Ukraina mengalami perjuangan putus asa untuk demokrasi dan kebebasan seperti yang dilakukan Korea dalam Perang Korea 1950-1953.

Dia juga menambahkan bahwa Rusia akan lebih berani dan menempatkan negara-negara demokratis lainnya dalam bahaya jika negara-negara lain tidak secara efektif menanggapi kebrutalan Rusia.

Sementara itu, sebagaimana dimuat Yonhap, Korea Selatan telah menegaskan sikapnya atas situasi yang terjadi di Ukraina saat ini. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah menyatakan bahwa Korea Selatan akan bergabung dengan sanksi internasional terhadap Rusia dan menyatakan penyesalannya atas serangan Rusia ke Ukraina.

Kementerian luar negeri Seoul mengatakan telah berkonsultasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk mempersiapkan rincian paket kontrol ekspor, membuat komentar seperti pertama tentang sanksi setelah dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

PDIP Minta Seluruh Kader Banteng Tenang

Kamis, 20 Februari 2025 | 23:23

Megawati Instruksikan Kepala Daerah dari PDIP Tunda Retret ke Magelang

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:43

Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, Pemerintah Luncurkan FAST Programme

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:27

Trump Gak Ada Obat, IHSG Terseret Merah

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:26

Uchok: Erick Thohir Akali Prabowo soal Danantara

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:24

Hasto Ditahan, Megawati Tidak Menunjuk Plt Sekjen PDIP

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:21

Resmi Pimpin Banten, Andra Soni-Dimyati Diingatkan Jangan Korupsi

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:18

KPK Tahan Hasto, PDIP: Operasi Politik Mengawut-awut Partai

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:17

Hasto Ditahan, PDIP: KPK Dikendalikan dari Luar Melalui AKBP Rossa

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:16

Adityawarman Adil Apresiasi BSF CGM 2025: Gambaran Kekayaan Budaya Kota Bogor

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:56

Selengkapnya