Berita

Ketum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Agus Jabo Priyono (tengah)/RMOL

Politik

Ajak Kembalikan Jati Diri Bangsa, Prima Serukan Bangun Industrialisasi Nasional

KAMIS, 24 FEBRUARI 2022 | 22:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Seluruh komponen diserukan untuk kembali pada jati diri bangsa Indonesia, khususnya menyangkut pembangunan ekonomi dan industri nasional.

Seruan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Agus Jabo Priyono menanggapi beragam persoalan yang dihadapi rakyat Indonesia saat ini.

Agus Jabo mengatakan, memasuki tahun 2022, sebagian besar masyarakat Indonesia berharap menjadi tahun kebangkitan dan momentum pemulihan diri dari kehancuran ekonomi akibat tercabik-cabik pandemi Covid-19.

"Namun, belum juga beranjak, kita sudah dihadapkan dengan beragam persoalan, salah satunya kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok seperti minyak goreng dan kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe. Beberapa bahan pokok lainnya juga berpotensi mengalami kenaikan harga," ujar Agus Jabo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis malam (24/2).

Hal tersebut kata Agus, menjadi pukulan berat. Karena, perekonomian masyarakat masih tertatih-tatih, tidak ada kenaikan upah secara signifikan untuk para pekerja, petani masih dihadapkan ketidakstabilan harga panen dan pelaku UMKM masih terseok-seok, kenaikan harga bahan pokok tidak bisa dibendung oleh pemerintah.
 
Menurut Agus, kelangkaan dan ketidakstabilan harga bahan pokok selalu menjadi masalah reguler setiap tahun, khususnya beberapa tahun belakangan ini.

Bahkan kata Agus, setiap hari selalu ada saja bahan pokok yang harganya naik turun dan pasokannya langka di pasaran.

"Pemerintah terbukti tidak mampu mengendalikannya. Persoalan yang belum terselesaikan, meski kepemimpinan nasional sudah berulang kali mengalami pergantian," tegas Agus.

Atas berbagai persoalan itu, Agus menilai permasalahan utamanya bukan hanya soal kepemimpinan, tetapi sistem yang berlaku di Indonesia.
 
Di mana, untuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok dan kebutuhan dasar, seperti kedelai, Indonesia masih bergantung pada import dan industri yang dikendalikan oleh swasta. Padahal, untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok masyarakat, negara memiliki tanggung jawab penuh untuk mengendalikan prosuksi, pasokan dan aksesnya.

"Kita sudah tidak bisa berharap lagi pada swasta. Sudah saatnya konsep ekonomi dan industri nasional kita berubah arah, khususnya yang menyangkut kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok," jelas Agus.

Karena menurut Agus, tujuan utama pembangunan industri nasional adalah demi terwujudnya kemandirian ekonomi nasional, yang dalam hal ini adalah bangsa dan rakyat, bukan swasta dan segelintir orang.
 
"Pembangunan industri nasional untuk kemandirian ekonomi inilah yang menjadi pijakan dan semangat Bung Karno dalam membangun pelbagai industri dasar diantaranya, industri baja (baja Trikora), industri perkebunan (PT Perkebunan Nusantara), industri minyak bumi (PT Pertamina), industri semen (Semen Gresik), industri sandang, industri pupuk, pabrik kertas dan petrokimia," terang Agus.

Karena dalam Deklarasi Ekonomi tahun 1963, Bung Karno selaku Presiden RI pertama menekankan bahwa, dalam penentuan aktivitas ekonomi secara mutlak harus dipegang oleh pemerintah. Kalau pun harus melibatkan swasta, kendali utama harus tetap dipegang oleh pemerintah.

Tujuannya, agar aktivitas dan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dikuasai dan mengalir kepada segelintir orang, tetapi pada keadilan dan kemakmuran rakyat.
 
Agus Jabo mengajak kepada seluruh komponen untuk kembali pada jati diri bangsa Indonesia, khususnya menyangkut pembangunan ekonomi dan industri nasional. Kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok rakyat harus diatur penuh oleh negara.

"Agar tidak seperti sekarang ini, negara dan rakyat Indonesia dipermainkan oleh swasta, segelintir orang memonopoli komoditas bahan pokok dan mengendalikan kehidupan rakyat biasa," pungkas Agus.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya