Berita

Gambar Presiden Filipina Rodrigo Duterte di tembok di Filipina/Associated Press

Dunia

Tiga Isu Utama yang Menjadi Sorotan Dalam Pemilu Presiden Filipina 2022

KAMIS, 24 FEBRUARI 2022 | 13:30 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kurang dari tiga bulan lagi, warga Filipina akan menggunakan hak suara mereka untuk memilih presiden baru yang akan memimpin negara itu.

Tepatnya pada 9 Mei 2022 mendatang, sejumlah calon presiden akan bersaing memperebutkan kursi nomor satu di negara Asia Tenggara itu.

Sejumlah nama top yang ikut meramaikan bursa calon presiden itu adalah putra mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos, yakni Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, Wakil Presiden Filipina saat ini Leni Robredo dan mantan petinju top yang juga merupakan senator Manny Pacquaio.

Selain itu ada juga nama Sara Duterte di posisi calon wakil presiden mendampingi Marcos. Dia adalah putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Di tengah persaingan ketat untuk memperebutkan suara warga Filipina, terdapat setidaknya tiga isu utama yang meliputi pemilu kali ini, yakni:

1. Sengketa wilayah dengan China

Isu ini sebenarnya merupakan isu yang sudah lama muncul namun tidak kunjung "padam". Sebaliknya, isu ini justru kerap memantik konflik atau ketegangan di kawasan.

Beijing telah lama mengklaim kedaulatan atas wilayah laut yang dikenal sebagai "Laut Filipina Barat" bagi Filipina, atau "Laut China Selatan" bagi China.

Meski Filipina menang di Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 terkait klaim wilayah laut tersebut, namun China tidak mengakuinya. Sehingga argumen serta perselisihan mengenai kedaulatan dan hak-hak ekonomi di wilayah itu masih kerap bermunculan.

China kerap mengerahkan ekspedisi militer, perikanan, dan eksplorasi secara terus menerus di wilayah perairan itu. Beberapa bahkan bentrok dengan nelayan Filipina.

Dikabarkan News Lens, Presiden Filipina saat ini Rodrigo Duterte telah menunjukkan posisinya akan situasi itu. Kritikus kerap melabelinya sebagai pemimpin "pro-China".

Bukan tanpa alasan, pasalnya dia pernah menyatakan bahwa memperjuangkan kedaulatan negara di hadapan negara adidaya tetangga adalah "lelucon," dan akan bodoh untuk mempercayainya.

Duterte juga pernah menyatakan bahwa Filipina berhutang budi kepada China dan akan melakukan segalanya untuk menghindari konfrontasi serius.

Selain itu, pada bulan Mei tahun lalu, Duterte juga pernah menantang mantan Ketua Mahkamah Agung dan konstitusionalis Antonio Carpio untuk memperdebatkan masalah tersebut.

2. Kegagalan pandemi dan perut kosong

Seperti banyak negara dan wilayah lainnya di dunia, Filipina juga masih berjuang untuk menangani pandei Covid-19 serta bangkit dari masalah ekonomi yang disebabkan oleh pandemi.

Data per 24 Februari 2022, tercatat ada total 3,6 juta kasus Covid-19 yang terjadi di Filipina sejak awal pandemi dengan sekitar 55 ribu korban meninggal dunia.

Lebih dari seperempat populasi orang dewasa telah divaksin penuh di Filipina, meskidi tengah peluncuran program vaksinasi yang tertunda dan lambat.

3. HAM dan Perdamaian

Di masa pemerintahan Duterte, HAM dan perdamaian merupakan salah satu isu yang kerap mengundang sorot mata publik dunia.

Dalam sejumlah kesempatan, Duterte kerap mengataka bahwa gagasan HAM itu "palsu". Di sisi lain, pendukung HAM memiliki banyak pertanyaan soal kebijakannya sejak 2016. ketika dia meluncurkan perang obat bius yang mematikan, yang diduga telah merenggut nyawa sekitar 30 ribu orang.

Bukan hanya itu, Duterte juga telah membuat "terobosan" dalam negosiasi damai dengan pemberontak. Dia mengakhirinya begitu saja pada tahun 2017 dan ditindaklanjuti dengan kampanye kontra-pemberontakan berdarah yang mengancam masyarakat sipil.

Terlebih dengan disahkannya Undang-Undang Anti-Teror pada Juli 2020, polisi telah meningkatkan penangkapan dan pembunuhan para kritikus dan aktivis.

Pembicaraan damai yang sebenarnya dengan komunis terhenti dalam waktu kurang dari dua tahun sejak Duterte berkuasa.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

PDIP Minta Seluruh Kader Banteng Tenang

Kamis, 20 Februari 2025 | 23:23

Megawati Instruksikan Kepala Daerah dari PDIP Tunda Retret ke Magelang

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:43

Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, Pemerintah Luncurkan FAST Programme

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:27

Trump Gak Ada Obat, IHSG Terseret Merah

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:26

Uchok: Erick Thohir Akali Prabowo soal Danantara

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:24

Hasto Ditahan, Megawati Tidak Menunjuk Plt Sekjen PDIP

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:21

Resmi Pimpin Banten, Andra Soni-Dimyati Diingatkan Jangan Korupsi

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:18

KPK Tahan Hasto, PDIP: Operasi Politik Mengawut-awut Partai

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:17

Hasto Ditahan, PDIP: KPK Dikendalikan dari Luar Melalui AKBP Rossa

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:16

Adityawarman Adil Apresiasi BSF CGM 2025: Gambaran Kekayaan Budaya Kota Bogor

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:56

Selengkapnya