Berita

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian/Net

Dunia

Tak Percaya Pada AS, Iran Ingin Jaminan Politik Sebelum Hidupkan Kesepakatan Nuklir

KAMIS, 17 FEBRUARI 2022 | 08:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Iran meminta Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya untuk memberikan jaminan, setidaknya dalam bentuk pernyataan politik, bahwa mereka berkomitmen atas kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, jaminan tersebut untuk meningkatkan kepercayaan Teheran yang telah kandas lantaran langkah sepihak AS yang meninggalkan JCPOA pada 2018 dan menerapkan lebih banyak sanksi kepada Iran.

"Setidaknya parlemen atau ketua parlemen mereka, termasuk Kongres AS, dapat menyatakan dalam bentuk pernyataan politik komitmen mereka terhadap kesepakatan dan kembali ke implementasi JCPOA," ujarnya kepada The Financial Times, Rabu (16/2).

Permintaan itu muncul di tengah hampir rampungnya negosiasi untuk menghidupkan kembali JCPOA di Wina, Austria.

"Pada prinsipnya, opini publik di Iran tidak dapat menerima sebagai jaminan kata-kata seorang kepala negara, apalagi Amerika Serikat, karena penarikan Amerika dari JCPOA," lanjut Amirabdollahian.

JCPOA ditandatangani oleh China, Jerman, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Iran, serta Uni Eropa, pada tahun 2015. Kesepakatan ini memberikan pelonggaran sanksi sebagai imbalan bagi Iran yang membatasi program nuklirnya.

Pada 2018, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari JCPOA dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Sebagai tanggapan, Iran mengumumkan pengurangan bertahap komitmennya berdasarkan kesepakatan, menghapus pembatasan yang ditempatkan pada penelitian nuklir dan pengayaan uranium.

Setelah menjabat pada Januari 2021, Presiden AS Joe Biden berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan dan memperbarui komitmen AS di bawah JCPOA.

Negosiasi semua pihak terkait diluncurkan di Wina pada April 2021. Selama putaran ketujuh pembicaraan, selesai pada 17 Desember, kedua pihak menyetujui dua rancangan kesepakatan baru yang mencerminkan kepentingan Iran. Putaran kedelapan dimulai pada 27 Desember dan diperkirakan akan segera berakhir.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya