Berita

Presiden Joko Widodo diminta beri kompensasi kepada warga Wadas/Repro

Politik

Proyek Bendungan Bener Berpotensi Mangkrak, Jokowi Diminta Beri Kompensasi ke Warga Wadas

SELASA, 15 FEBRUARI 2022 | 13:23 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Proyek Bendungan Bener di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berpotensi mangkrak. Potensi ini bisa jadi kenyataan apabila tensi protes warga Desa Wadas tak kunjung diredakan.

Begitu pendapat pakar kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/2).

"Kalau masalahnya berlarut-larut, pembangunan (Bendungan Bener) bisa mangkrak," ujar Trubus.

Menurut Trubus, protes warga Wadas lantaran di wilayahnya dilakukan penambangan batu andesit seharusnya bisa diredam oleh pemerintah pusat.

Sebab, lanjut Trubus, pembangunan Bendungan Bener merupakan proyek strategis nasional (PSN) dari segi perencanaan secara keseluruhan sudah matang.

Untuk penyelesaiannya, Trubus menyarankan Presiden Jokowi turun tangan dengan melakukan musyawarah mufakat dengan warga sekitar,  

"Karena IPL (izin pelaksanaan pekerjaan) sudah ditetapkan ya harus tetap lanjut. Dan masyarakat yang menolak ini dikasi kompensasi saja," tandasnya.

Kisruh yang terjadi di Wadas adalah terkait penambangan batu andesit yang diperuntukkan bagi pengurukan lahan pembangunan Bendungan Bener di Desa Guntur, Kecamatan Bener, yang berjarak 10 kilometer dari Desa Wadas.

Bendungan Bener sebagai PSN bakal menjadi sumber irigasi yang bakal menyalurkan air ke sekitar 15.500 hektar sawah, dan dijadikan air baku untuk Kabupaten Purworejo, Kebumen, dan Kulon Progo, serta menjadi pembangkit listrik 6 megawatt.

Menurut Balai Besar Wilayah Sungai Opak Serayu (BBWSOS) sebagai pemrakarsa Bendungan Bener, material batu andesit yang akan diambil dari Desa Wadas sebanyak 8,5 juta meter kubik.

Material batu andesit sejumlah itu berasal dari 400 hektar areal di Desa Wadas. Namun, BBWSOS hanya akan membebaskan 114 hektar lahan yang meliputi 7 dusun.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58

Prabowo Bertemu Elite PKS, Gerindra: Dukungan Moral Jelang Pelantikan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39

Saham Indomie Kian Harum, IHSG Bangkit 0,54 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26

Ini Alasan Relawan Jokowi dan Prabowo Pilih Dukung Rido

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Ukir Sejarah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54

Pensiun Jadi Presiden, Jokowi Bakal Tetap Rutin Kunjungi IKN

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42

Sosialisasi Golden Visa Bidik Top Investor di Bekasi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31

Soal Kasus Alex Marwata, Kapolda Metro: Masalah Perilaku Kode Etik yang Jadi Pidana

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26

Kontroversi Gunung Padang: Perdebatan Panjang di Dunia Arkeolog

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

Selengkapnya