Berita

Diskusi dan bedah buku "Halaman Pertama Anas Urbaningrum" pada Sabtu siang (5/2)/Repro

Politik

Islah Bahrawi: Anas Urbaningrum Dipersekusi Secara Mekanisme Partai Demokrat

SABTU, 05 FEBRUARI 2022 | 13:54 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Cikeas, yang diidentikan dengan klan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memaknai sebuah partai terlalu berlebihan karena menganggap Partai Demokrat seperti "agama".

Sehingga, berbagai cara pun dilakukan untuk menyingkirkan orang-orang yang justru mempertahankan Partai Demokrat. Dalam hal ini mempersekusi Anas Urbaningrum yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Begitu disampaikan Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi dalam sebuah diskusi dan bedah buku "Halaman Pertama Anas Urbaningrum" pada Sabtu siang (5/2).

"Cikeas ini memeluk partai itu seperti memeluk agama. Dan Mas Anas ini adalah orang yang dianggap akan memurtadkan," kata Islah.

Dengan analogi itu, Islah menyebut Cikeas seperti orang yang mabuk agama hingga mengkafir-kafirkan orang.

"Nah inilah takfiri itu terjadi. Makanya orang (yang dianggap) kafir itu harus dipenjarakan. Kurang lebih seperti itulah," cetusnya.

Islah mengaku masih ingat betul bagaimana Anas Urbaningrum dipersekusi oleh kekuasaan pada waktu itu hingga akhirnya terjerat kasus hukum dan berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ketika Mas Anas menjadi Ketua Umum, saya juga udah ada di DPP Demokrat. I Gde Pasek waktu itu di Departemen Olahraga. Saya di (Departemen) Pengentasan Kemiskinan. Jadi memang di awal masa kepengurusan Mas Anas, Mas Anas itu sudah dipersekusi secara mekanisme partai," tuturnya.

Menurut Islah, adalah sebuah perumpamaan yang pas seperti dalam buku berjudul "Halaman Pertama Anas Urbaningrum" itu disebutkan bahwa Anas Urbaningrum ibarat bayi yang tidak dikehendaki untuk lahir.  

"Inilah sebuah brutalitas dengan gaya SBY dengan bullshit humble itu dia berusaha memframing sedemikian rupa dengan orkestrasi-orkestrasi yang menormalisasi kejahatan. Ini sejak awal saya melihat itu. Makanya saya tegak lurus. Bagaimana ini adalah perlakuan tida adil oleh kekuasaan," pungkasnya.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya