Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Siapa Presiden RI ke-8 Sesuai Suara Raja Joyoboyo?

Oleh: Ki Sastro Sulistyo*
SABTU, 05 FEBRUARI 2022 | 10:35 WIB

PEMILU Presiden Tahun 2024 masih tiga tahun lagi, tetapi angin ribut terkait pencalonan Presiden sepertinya sudah mulai berembus di tahun ini.

Kira-kira, siapakah yang akan menggantikan Jokowi setalah putra Solo ini benar-benar lengser?

Jika dikaitkan dengan Ramalan Prabu Jayabaya, maka urutan pimpinan nasional akan membentuk kata Notonogoro yang memiliki arti menata negara.


Setelah menjabat selama 5 tahun dari 2014 hingga 2019 lalu, Presiden Jokowi kembali menduduki kursi RI 1 pada pemilu tahun 2019 yang lalu.

Pencapaian tersebut mengikuti Presiden SBY sebelumnya yang berhasil merengkuh jabatan Presiden selama 2 periode dari 2004 hingga 2014.

Di tahun 2024 nanti, dapat dipastikan Indonesia akan memiliki pemimpin baru menggantikan Jokowi.

Lantas, nama-nama siapakah yang mencuat sebagai calon kandidat terkuat pengganti Jokowi nantinya?

Isi ramalan Jayabaya ada berbagai hal terkait prediksi Negara Indonesia, salah satunya soal pemimpin negara.

Ramalan Jayabaya yang paling popular soal pemimpin negara Indonesia hingga munculnya Satrio Piningit.

Setelah itu huruf Go atau Ga, masyarakat mulai menghubungkan dengan nama yang diisukan akan maju dalam Pilpres 2024 yang memiliki akhiran nama tersebut.

Ada pun kedua nama tersebut yaitu Ganjar Pranowo dan Gatot Nurmanto, dalam aksara jawa kedua nama tersebut memiliki nama Ga atau Go.

Selain itu, baik Ganjar dan Gatot kerap dikaitkan dengan deretan prestasi saat memimpin daerah dan pasukanya.

Bahkan, disisi lain muncul kandidat kuat lainya seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto yang sama sekali namanya tidak ada dalam Jongko Joyoboyo Noto Nogoro.

Siapa Go/Ga yang Menjadi Presiden RI ke-8?

Jika menganut perhitungan Noto Nogoro atau Nata Niagara yang merupakan ramalan Prabu Jayabaya tersebut, maka nama-nama calon Presiden yang mungkin akan memimpin Indonesia tahun 2024 nanti adalah tokoh yang namanya ada kata Ga atau Go, tentunya jika No itu Sukarno, To itu Suharto, No itu Yudhoyono dan Jokowi yang nama kecilnya adalah Mulyono, maka pakem untuk presiden yang namanya ada dalam kalimat Noto Nogoro yang terdiri kata No, To, No, Go, dan Ro haruslah ada di belakang nama dari setiap presiden RI.

Kalau nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena memiliki kesamaan dengan kata ‘Ga’ atau ‘Go’ dalam ramalan tersebut, tapi menyalahi pakem dari susunan Noto Nogoro karena kedua tokoh tersebut walau namanya ada kata Go atau Ga, tidak berdiri bebas alias Gat dan Gan, serta Ga atau Go ada didepan nama mereka.

Lalu siapa tokoh politik dan pejabat negara yang punya kans besar dengan mudah dicalonkan sebagai Capres pada pemilu 2024 oleh partai politik yang memiliki kursi di DPR RI?

Tentu saja hanya Airlangga Hartarto yang memiliki nama asli Airlangga sejak lahir yang diberikan oleh orang tua, sedangkan Hartarto (Menteri Perindustrian di era pemerintahan Presiden Suharto) itu adalah nama dari ayahnya Airlangga yang dipakai oleh Airlangga sebagai nama keluarga.

Artinya, nama Airlanggalah yang masuk dalam pakem Noto Nogoro, sebab Airlangga jika diucapkan dalam bahasa Jawa itu menjadi Airlonggo, yang artinya tetap sama dengan kata Airlangga, yaitu air yang mengalir.

Tetapi jika dipaksakan nama Ganjar dan Gatot, huruf A yang ada pada nama tersebut diganti huruf O, maka menjadi Gonjor dan Gotot yang membuat maknanya berbeda.

Dari penelusuran kami di tempat sekolah SD, SMP, SMA,  dan UGM di mana Airlangga Hartarto bersekolah, ternyata Ketua Umum Golkar dan juga Menko Perekonomian ini tercatat hanya bernama Airlangga saja tanpa embel-embel nama ayahnya.

Ramalan di atas boleh kamu percaya ataupun tidak, dan tidak ada satu pihak pun yang dapat memastikan perhitungan itu.

*Pengamat Budaya Nasional

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya