Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

FBI Akui Beli Spyware Pegasus, tapi Bukan untuk Digunakan

KAMIS, 03 FEBRUARI 2022 | 16:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Biro Investigasi Federal (FBI) mengakui adanya pengadaan untuk spyware atau alat mata-mata Pegasus dari perusahaan Israel, NSO Group.

Kendati begitu, seperti dikutip The Week pada Kamis (3/2), FBI menyebut pengadaan alat tersebut bukan untuk digunakan, melainkan untuk diuji.

Dalam dalihnya, FBI mengatakan mereka menguji Pegasus dengan lisensi terbatas untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi dan perdagangan.


Mereka menyebut tidak menggunakan Pegasus untuk penyelidikan, dan evaluasi yang dilakukan terkait dengan masalah keamanan jika alat tersebu jatuh ke tangan yang salah.

Dari laporan New York Times, pengadaan Pegasus terjadi pada 2019, di bawah pemerintahan Donald Trump. Menurut seorang sumber, kesepakatan terjadi setelah proses yang panjang.

Pengakuan dari FBI itu muncul di tengah skandal Pegasus yang menggemparkan dunia lantaran alat tersebut diduga telah digunakan banyak pihak untuk memata-matai.

NSO beralasan teknologinya dimaksudkan untuk membantu menangkap teroris, pedofil, dan penjahat kelas kakap.

Namun pada pertengahan tahun lalu, sejumlah media dan organisasi mengungkap skandal Pegasus.

Dilaporkan, alat tersebut telah meretas setidaknya 50 ribu nomor telepon di berbagai negara, mayoritas miliki politisi terkemuka, aktivis HAM, pengacara, jurnalis, hingga eksekutif bisnis.

Di antara mereka yang masuk dalam daftar target adalah Macron, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Irak Barham Salih, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Perdana Menteri Maroko Saad-Eddine El Othmani, mantan Perdana Menteri Belgia, dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya