Berita

Presiden Jokowi, Wapres Maruf Amin dan Ketua DPR RI Puan Maharani saat hadiri pengukuhan PBNU di Balikpapan, Kalimantan Timur/Ist

Publika

PBNU di IKN Nusantara

Oleh:Moch Eksan*
SELASA, 01 FEBRUARI 2022 | 01:23 WIB

KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf telah mencanangkan pembangunan gedung PBNU di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, tempat Ibukota Negara (IKN) Nusantara berdiri.

Ini artinya NU merupakan organisasi pertama yang menyiapkan diri untuk menyambut kelahiran ibu kota negara baru tersebut. Organisasi kelahiran 31 Januari 1926 ini memilih untuk tak melibatkan diri dalam pro-kontra tentang IKN. Sebab suka atau tidak, Indonesia telah memilih wilayah dua kabupaten, Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara, menjadi wilayah ibu kota.

Gus Yahya menyampaikan, disamping Kantor PBNU, juga akan mendirikan pesantren, perguruan tinggi dan rumah sakit NU. Keputusan penting dan strategis PBNU pasca hasil Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 2021, telah memprakarsai penerimaan IKN seraya menyiapkan diri pindah markas pusat dari Jakarta ke Propinsi Kalimantan Timur.

Prakarsa NU ini mengulang kembali kepeloporan NU menerima asas tunggal Pancasila. NU yang menjelang satu abad memberi contoh cara merespon dengan cerdas keputusan politik yang telah diambil oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

NU mengambil bagian untuk menyukseskan berdirinya ibukota baru. Sebuah keputusan yang progresif daripada sikap konservatif dan pro status quo beberapa pihak untuk mempertahankan Jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota (DKI).

Di tengah maraknya penolakan IKN Nusantara dari para tokoh kritis, seperti Rizal Ramli, Din Syamsuddin, Faisal Basri dan yang lain-lain, NU justru menyusun rencana aksi membuat benteng moral dan spiritual terhadap IKN tersebut.

Upaya NU sekaligus mematahkan tudingan miring bahwa IKN merupakan rencana komunis menguasai Indonesia dan menjadi IKN Nusantara sebagai tempat pemukiman penduduk China.

Alfian Tandjung seorang tokoh yang getol mengkampanyekan ancaman riil Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap kelangsungan dan keberlanjutan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mantan narapidana kasus ujaran kebencian ini menuding pemindahan ibukota sebagai program PKI dan wilayah IKN Nusantara akan dijual pada China.

Narasi Chinaphobia tersebut, bagian dari propaganda melawan hegemoni Negeri Tirai Bambu dalam menguasai ekonomi dunia. Di balik narasi tersebut, pasti ada kekuatan besar yang sedang berebut pengaruh terhadap rezim pemerintah yang berkuasa. Selain, ada unsur psikologis berupa iri, dengki dan benci terhadap anak keturunan Tionghoa di Indonesia.

NU sedari Gus Dur sampai dengan Gus Yahya telah terbukti merupakan pelindung bagi kaum minoritas yang rentan menjadi korban kekerasan politik. Kendati, sikap NU ini menentang arus besar umat Islam lain. Organisasi yang dibidani oleh Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari memilih misi Islam rahmatan lil alamin.

Memang, PKI telah dua kali berkhianat terhadap bangsa dan negara. Banyak kiai dan santri yang menjadi korban kekejaman partai pimpinan Musso Manowwar dan DN Aidit. Tetapi, NU memilih untuk berdamai dengan masa lalu demi masa depan Indonesia. BJ Habibie mengatakan: "Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, tapi masa depan adalah milik kita."

IKN Nusantara merupakan masa depan kita, masa depan Indonesia. Barangtentu, NU ingin menjadi bagian dari penting masa depan tersebut.  Pembangunan gedung PBNU menggambarkan pemikiran kaum nahdliyyin yang futuristik, dan tak terjebak dengan romantisme sejarah masa lalu.

Sesungguhnya, mereka yang kontra IKN Nusantara rerata berada dalam zona nyaman di wilayah DKI Jakarta. Bila pindah, mereka dihantui rasa ketakutan yang mendalam terdepak dari wilayah aman yang penuh dengan fasilitas hidup yang melimpah. Secara sosiologis, mereka adalah kelompok status quo yang telah menikmati kondisi yang sudah ada.

Sangat jelas dari paparan di atas, ternyata NU adalah kelompok reformis  yang berada di jalan perubahan bangsa menuju perbaikan dan kebaikan bersama. Muhammad Iqbal, cendekiawan muslim Pakistan mengingatkan, tak ada yang abadi di dunia kecuali perubahan itu sendiri. Selamat ulang tahun NU ke-96. Semoga warga NU di seluruh pelosok Nusantara, panjang umur, sehat dan sukses selalu. Amien!

*Penulis adalah Pendiri Eksan Institute

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya