Pengakuan mengejutkan datang dari Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Dalam pernyataannya pada Jumat (28/1) ia mengatakan pernah diancam pendahulunya Benjamin Netanyahu ketika dia berjuang untuk menggulingkan pemimpin veteran itu.
Dalam wawancara bersama surat kabar Israel Haaretz, Bennett mengatakan dia telah bernegosiasi dengan Netanyahu pada Mei tahun lalu ketika PM yang sudah lama menjabat itu berjuang keras untuk tetap berkuasa, tetapi pembicaraan mereka menemui jalan buntu.
“Ketika dia menyadari bahwa saya tidak bermaksud membiarkannya menyeret Israel ke pemilihan kelima, dia benar-benar mengancam saya,†kata Bennett, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (29/1).
Dia mengatakan Netanyahu mengikuti komentarnya dengan membuat gerakan dengan lengannya seolah-olah untuk menunjukkan sebuah pesawat terbang turun untuk menyerang.
Menurut Bennett, mantan perdana menteri seolah mengatakan kepadanya: "'Saya akan mengirimkan drone kepada Anda, dan kita lihat saja'."
Bennett mengatakan dia berpikir bahwa dengan pernyataan itu, Netanyahu mengancam akan melepaskan "pasukan botnya", mulai dari penyiar dari televisi, radio, dan media sosial.
Bennett, seorang nasionalis Yahudi berhasil menjadi perdana menteri pada Juni 2021, setelah ia bergabung dengan blok-blok mulai dari kanan ke kiri hingga konservatif Islam Arab untuk mengakhiri 12 tahun pemerintahan Netanyahu .
Koalisi Bennett memenangkan selisih tipis 60 suara berbanding 59 di parlemen pada Juni tahun lalu, yang memungkinkan dia untuk membentuk pemerintahan.
Netanyahu diadili karena penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, dan bisa dipenjara jika terbukti bersalah.
“Saya tidak ingin melihat Netanyahu di penjara, dengan seragam tahanan. Itu bukan gambar yang akan menghormati dia atau warga negara ini,†kata Bennett yang pernah menjadi sekutu dekat Netanyahu kepada Haaretz.