Berita

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov/net

Dunia

Kremlin: Sanksi AS Tidak Pernah Membuat Rusia Menderita

KAMIS, 27 JANUARI 2022 | 07:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia tidak pernah gentar dengan sanksi apa pun yang disuarakan AS dan Eropa. Bahkan, sanksi-sanksi yang telah berjalan, justru menjadikan Rusia mampu menunjukkan kekuatannya.

Begitu juga dengan ancaman sanksi baru yang digemakan AS baru-baru ini. AS mengatakan akan membekukan aset jika Rusia benar-benar meluncurkan invasi ke Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, sanksi tersebut tidak akan membuat Rusia menderita, hanya saja dapat merusak hubungan politik mereka.

Peskov dalam siaran briefingnya menegaskan, anggota Kongres AS dan senator yang meributkan sanksi untuk Rusia tidak memahami benar bagaimana sanksi terkait pembekuan aset, rekening bank, dan real estat.


"Ini menunjukkan bahwa faktanya mereka tidak punya cukup uang untuk membayar ahli yang paham bagaimana sanksi bisa berjalan," kata peskov

"Di bawah undang-undang Rusia, sanksi semacam itu sudah lama dilarang untuk perwakilan pimpinan dan pejabat tinggi. Oleh karena itu, ancaman sanksi yang diteriakkan berkali-kali akhir-akhir ini,  sama sekali tidak menyakitkan bagi kami," kata Peskov.

Namun, Peskov menolak mengomentari kata-kata Presiden AS Joe Biden tentang kemungkinan sanksi pribadi terhadap Putin jika terjadi eskalasi di Ukraina.

Ia hanya mengatakan bahwa sampai saat ini, Presiden Vladimir Putin masih menerima gajinya ke rekening di Bank Rossiya, yang sudah terkena sanksi.

"Apa yang kami katakan tetap sama seperti dalam kasus pernyataan sebelumnya (tentang kemungkinan sanksi AS terhadap Rusia). Tidak ada yang perlu ditambahkan pada apa yang dikatakan tentang topik ini," kata juru bicara Kremlin.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan CNN, Peskov mengatakan bahwa sanksi yang diusulkan di Amerika Serikat terhadap kepemimpinan Rusia dapat menyebabkan putusnya hubungan antara kedua negara.

Presiden AS Joe Biden mengatakan akan mempertimbangkan sanksi pribadi terhadap Presiden Vladimir Putin jika Rusia menginvasi Ukraina.

Pemimpin Amerika tidak mengesampingkan peningkatan kehadiran NATO di sayap timur, termasuk di Polandia dan Rumania.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya