Laporan media AS soal adanya campur tangan Presiden China Xi Jinping dalam konflik antara Rusia dan Ukraian kembali mendapat bantahan keras dari pihak Beijing.
Kementerian Luar Negeri China dalam konferensi pers yang dilgelar di Beijing pada Senin (24/1) mengatakan, apa yang ditulis media tersebut merupakan laporan yang sengaja dibuat-buat.
Pernyataan tersebut dibuat setelah muncul laporan
Bloomberg yang mengklaim bahwa Xi diduga meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menyerang Ukraina selama Olimpiade Beijing 2022.
"Laporan itu murni dibuat-buat. Laporan itu tidak hanya bertujuan untuk mencoreng dan merusak hubungan China-Rusia, tetapi juga dengan sengaja mengganggu dan merusak Olimpiade Musim Dingin Beijing," kata Zhao Lijian, juru bicara Kemenlu China, seperti dikutip dari
Global Times, Selasa (25/1).
"Trik tercela seperti itu tidak dapat membodohi komunitas internasional," tegasnya.
Kedutaan Besar China di Rusia juga ikut membantah laporan tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke kantor berita Rusia
TASS pada hari Sabtu bahwa berita itu "adalah tipuan dan provokasi."
Kedutaan mencatat bahwa posisi China dalam masalah Ukraina konsisten dan jelas.
Tak hanya China, pihak Rusia pun sepertinya geram dengan laporan tersebut.
"Disinformasi yang diedarkan oleh pemerintah Inggris adalah indikasi lain bahwa anggota NATO yang dipimpin oleh negara-negara Anglo-Saxon yang meningkatkan ketegangan di sekitar Ukraina," kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah tweet.