Berita

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov/Net

Dunia

Kremlin: Ketegangan di Perbatasan Ukraina Diciptakan Sendiri oleh Barat lewat Propaganda Palsu

SELASA, 25 JANUARI 2022 | 06:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengumuman NATO yang mengatakan bahwa negara-negara Barat akan mengirimkan pasukan tambahan serta jet tempur untuk memperkuat pertahanan di sisi Ukraina, disambut Kremlin dengan tenang. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutnya sebagai 'Histeria Barat'.

Menurutnya, ketegangan di perbatasan Ukraina sebenarnya diciptakan oleh negara-negara Barat sendiri lewat propaganda palsu yang mereka sebarkan. Penumpukan pasukan Rusia di perbatasan dipandang sebagai gerakan Rusia yang akan menginvansi Ukraina.

“Kami telah mendengar pernyataan Aliansi Atlantik Utara tentang penguatan pertahanan, mereka mengirim pasukan tambahan dan sumber daya ke sisi timur. Ini terjadi bukan karena apa yang Russia lakukan. Ini semua terjadi karena apa yang dilakukan NATO dan AS serta informasi yang mereka sebarkan,” kata Peskov seperti dikutip The Guardian, Senin (23/1).

Wakil menteri luar negeri Rusia, Alexander Grushko, mengutuk pengerahan pasukan NATO, mengatakan bahwa aliansi militer itu mengecam Rusia hanya untuk membenarkan aktivitas mereka di sisi timur.

“Ini bukan hal baru. NATO menggunakan bahasa ancaman untuk membenarkan aktivitasnya," kata Grushko.

Pada Senin (23/1), NATO dalam pernyataannya mengatakan akan mengirim kapal tambahan dan jet tempur ke Eropa Timur, menyusul laporan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk mengirim ribuan pasukan AS serta persenjataan untuk memperkuat sekutu NATO di Polandia dan Baltik dan memberlakukan kontrol ekspor baru yang bertujuan merusak industri strategis Rusia.

Pengerahan pasukan tambahan itu adalah perkembangan terkini sebagai tanggapan atas pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014, dan berlanjut pada konflik Donbas.

Rusia kemudian mengirimkan lebih dari 100.000 tentaranya ke perbatasan Ukraina, yang diklaim oleh Ukraina sebagai rencana invasi terhadap wilayahnya.

Dalam pernyataan bersama, para menteri Uni Eropa mengatakan mobilisasi Rusia, mengerahkan banyak pasukan di perbatasan Ukraina,  merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di benua Eropa.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Jelang Piala AFF dan AFC, 36 Pemain Masuk Seleksi Tim U-16 Tahap Dua

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:02

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga DIminta Tak Beraktivitas

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:25

Kemnaker Gelar Business Meeting Pengembangan SDM Sektor Pariwisata

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:11

2.098 Warga Terjangkit DBD, Pemkot Bandung Siagakan 41 Rumah Sakit

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:01

Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Ringan

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:21

Warga Diimbau Lapor RT sebelum Mudik Lebaran

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:11

Generasi Z di Jakarta Bisa Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:04

Surat Dr Paristiyanti Nuwardani Diduga jadi Penyebab TPPO Farienjob Jerman

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:00

Elektabilitas Cak Thoriq Tak Terkejar Jelang Pilkada Lumajang

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:42

Satpol PP Diminta Jaga Perilaku saat Berinteraksi dengan Masyarakat

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:31

Selengkapnya