Berita

Rocky Gerung/Repro

Politik

Soal Pemindahan IKN, Rocky Gerung: Akan Jadi Beban bagi Ekonomi ASN

SABTU, 22 JANUARI 2022 | 03:16 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Aparatur sipil negara (ASN) yang dipindahkan ke ibukota negara (IKN) di Kalimantan Timur belum dapat bisa dipastikan bakal sejahtera.

Pasalnya, ASN itu memiliki keluarga yang kadangkala tidak sekedar hidup dari gaji sebagai pegawai negeri yang itu justru tidak cukup untuk membuat buat kuliner.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung saat menjadi narasumber dalam webinar Indonesia Leadership Talk bertajuk "IKN dan Ketahanan Pangan" pada Jumat malam (21/1).  

"Jadi sebetulnya pindah ibukota itu membebani secara ekonomi justru pada ASN," kata Rocky Gerung.

Rocky mengatakan, ada ASN yang pagi ia mengajar lalu sore hari dia ngojek dan mungkin anaknya ikut berdagang kuliner. Artinya, justru kemakmurannya berkurang dan yang tidak dipikirkan sebetulnya adalah tiba-tiba mesti pindah ke ibukota baru itu.

"Berarti ada dua keluarga yang mesti dibiayai itu keluarga di Jakarta keluarga di sana. Jadi soal-soal simpul semacam itu di bypass oleh arogansi presiden," sesalnya.

"Itu yang saya sebut sebagai kalkulasi kalkulasi yang sekedar ingin menonjolkan diri bahwa beliau hendak menempati sebuah istana. Tapi akhirnya itu bukan menjadi sebuah istana rakyat, orang akan bukan sekedar nyindir orang akan berupaya untuk memahami ini presiden macam apa?" imbuhnya menegaskan.

Menurut Rocky, itu bukan sekedar Presiden yang ingin punya Istana sambil dia meninggalkan rakyatnya yang justru hidupnya itu tergantung pada ekonomi UMKM. Rakyat yang masih mengalami stunting juga perlu perhatian dari negara, bukan dinilai yang macam-macam.

"Jadi sekali lagi kita bicara tentang public policy trade offnya harus memahami memakmurkan rakyat, trade offnya harus menghasilkan demokrasi itu," katanya.

Atas dasar itu, Rocky menilai bahwa pemindahan IKN itu hanya kepentingan di awal yang mungkin jika mengacu APBN mulai disusun tiba-tiba rakyat dibuat bingung bahwa ini adalah sebuah upaya untuk merugikan negara.

"Jadi sebetulnya banyak sudah studi yang sudah dilakukan itu artinya akan gagal. Tapi saya justru merasa bagus-bagus saja, karena memang saya ingin agar supaya kegagalan itu dipercepat, agar supaya end game dipercepat," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya