Berita

Peta Laut China Selatan/Net

Dunia

China Ubah Strategi Klaim di LCS, Dari "Sembilan Garis Putus" Jadi "Empat Sha"

KAMIS, 20 JANUARI 2022 | 08:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China tampaknya mengubah strategi untuk memperkuat klaim teritorialnya di Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan, saat ini Beijing lebih banyak berbicara dengan "Empat Sha" yang berarti empat pulau, daripada "Sembilan Garis Putus" yang selama ini menjadi perdebatan sengit.

Empat Sha didasarkan pada hak historis China yang menguasai empat kepulauan di Laut China Selatan, yaitu Spratly, Paracel, Pratas, dan Macclesfield Bank.

Dikutip dari Radio Free Asia, Abdullah menyebut Empat Sha lebih berbahaya daripada Sembilan Garis Putus. Taktik baru ini tampaknya merupakan upaya untuk meninggalkan pendekatan hukum yang telalu mudah diperdebatkan.

Tetapi sejumlah ahli berpendapat, konsep Empat Sha juga hanya memiliki sedikit dasar hukum.

Banyak singkapan di keempat kepulauan tersebut berupa gundukan pasir atau terumbu karang yang akan terendam saat air pasang. Bahkan Macclesfield Bank secara praktis berada di bawah air sepanjang tahun.

Di bawah UNCLOS, fitur-fitur seperti itu tidak membenarkan klaim teritorial dan area yang dipermasalahkan tetap dalam lingkup internasional.

Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag menyebut klaim China atas hampir 90 persen Laut China Selatan tidak berdasar.

Menurut pengadilan arbitrase internasional, Sembilan Garis Putus yang diklaim oleh Beijing berdasarkan hak historis tidak memiliki dasar hukum dan melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Beijing sejauh ini menolak kesimpulan pengadilan.

Kasus ini dibawa ke pengadilan oleh Filipina, bersama dengan Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei, serta dengan dukungan aktif Amerika Serikat.

Tetapi penentangan semacam itu tidak menghalangi China untuk menduduki dan memiliterisasi beberapa pulau dan terumbu karang di wilayah tersebut.

Klaim China di Laut China Selatan telah menyebabkan insiden berulang selama bertahun-tahun.

Untuk mengurangi ketegangan, ASEAN telah mencoba untuk menegosiasikan “kode etik” dengan Beijing untuk mengatur lalu lintas maritim di Laut Cina Selatan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Kejagung Jangan Goyang Usut Kasus Timah

Rabu, 24 April 2024 | 14:05

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas KPK

Rabu, 24 April 2024 | 13:58

Nathan Diizinkan Kembali Membela Garuda Muda, Erick Thohir Berterima Kasih kepada Suporter

Rabu, 24 April 2024 | 13:54

Perindo Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 13:53

Senat AS Loloskan Paket Bantuan Rp1.535 Triliun untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Rabu, 24 April 2024 | 13:51

Prabowo: Saya Manusia dan Pernah Bikin Salah, Saya Minta Maaf

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Prabowo: Terima Kasih Pak Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Anies Respons Sindiran Prabowo soal Senyuman Berat: Biasa Saja

Rabu, 24 April 2024 | 13:45

Ratu Adil Ajak Seluruh Elemen Bangsa Lakukan Rekonsiliasi Nasional

Rabu, 24 April 2024 | 13:29

Pemerintah Australia Resmikan Fase Baru Program Investing in Women di Jakarta

Rabu, 24 April 2024 | 13:26

Selengkapnya