Polisi berjaga di beberapa ruas jalan yang diblokir di Kota Almaty/Net
Kazakhstan masih harus waspada. Setelah ditinggalkan Pasukan Penjaga Perdamaian CSTO yang kembali ke negaranya masing-masing, aparat segera mengerahkan pasukan pengamanan untuk menjaga kota-kota. Bahkan pada Rabu (19/1) pemerintah mengerahkan pasukan tambahan di pusat kota Almaty.
Di beberapa sudut, terlihat mobil patroli dengan aparat yang terus memantau situasi. Di dekat gedung pemerintahan kota, terlihat beberapa polisi berjaga.
Beberapa ruas jalan, terutama di dekat alun-alun, diblokir. Polisi dengan baju anti peluru dan pentungan di tangan nampak mengatur arus pejalan kaki dan kendaraan agar melintas ruas jalan lainnya.
Di depan Bank Nasional Kazakhstan, terlihat dua truk yang membawa pasukan terjun payung dan mobil baja bertirai, seperti dilaporkan The Moscow Time
Departemen kepolisian mengatakan bahwa lalu lintas di beberapa jalan akan dihentikan sementara untuk operasi anti-teroris, menyusul informasi bahwa akan ada gelombang aksi protes susulan.
Penjagaan ketat itu menunjukkan bahwa kondisi masih cukup tegang, walaupun situasi yang terlihat sejauh ini tenang dan senyap.
Kazakhstan baru saja melalui hari-hari yang menakutkan. Aksi protes meletus pada 2 Januari yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Ketegangan politik yang terpendam selama bertahun-tahun akhirnya pecah dan aksi protes berubah menjadi kerusuhan massal yang mematikan.
Para mendemo menghancurkan semua fasilitas dan menggeledah serta membakar gedung-gedung pemerintah.
Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev akhirnya mengumumkan situasi darurat dan meminta bantuan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) untuk mengamankan situasi yang sudah sangat mengerikan.