Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Cegah Teknologinya Dicaplok China, Belanda Minta Perusahaan Jalani Pemeriksaan Keamanan Sebelum Join dengan Beijing

SELASA, 18 JANUARI 2022 | 13:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekhawatiran akan jatuhnya pengetahuan teknologi ke tangan China membuat anggota Parlemen Belanda dari Partai yang berkuasa VVD Ruben Brekelmans angkat bicara.

Dalam sebuah wawancara bersama media nasional, Brekelmans mengatakan bahwa salah satu cara untuk mencegah pemindahan paksa teknologi Belanda ke tangan Beijing yaitu dengan memperketat aturan bagi perusahaan Belanda yang melakukan bisnis di China.

“Sebelum berinvestasi di China, perusahaan dengan teknologi penting harus menjalani pemeriksaan keamanan untuk mencegah pengetahuan teknologi jatuh ke tangan China,” kata Brekelmans, seperti dikutip dari AP, Selasa (18/1).


Menurut Brekelmans, aturan yang sudah berlaku untuk mengekspor teknologi tertentu ke China saat ini belumlah cukup. Untuk itu, dirinya mengatakan Belanda perlu menerapkan undang-undang stersebut sesegera mungkin, seraya mengingatkan bahwa China akan terus menguasai teknologi Barat

“Masih ada sejumlah kesenjangan dalam pembangunan China,” katanya.

“Sebagai negara Eropa dan sebagai dunia Barat, kami harus sangat berhati-hati agar tidak mengisi celah itu karena kami membuat teknologi kami terlalu mudah tersedia,” lanjut Brekelmans.

Seperti apa pemeriksaan keamanannya, Breukelman mengaku belum tahu. Menurutnya, niat baik dan pilihan perusahaan Belanda yang terlibat tidak bisa begitu saja diasumsikan.

“Kami masih melihat perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam usaha patungan dengan itikad baik. Kemudian ternyata partai komunis China adalah bagian dari perusahaan itu,” katanya.

Sementara Boudewijn Poldermans dari China Business Council mengatakan bahwa kalim Brekelmans tidak sepenuhnya benar. Beberapa fakta juga "berbeda," katanya.

“Saat ini, 80 persen perusahaan di China 100 persen dimiliki oleh pihak asing. Joint venture jarang terjadi dan hanya di subsektor tertentu,”kata Poldermans.

“Perusahaan juga dapat memutuskan sendiri apakah mereka ingin berinvestasi dengan teknologi sensitif di negara-negara seperti Rusia dan China. Ada peraturan di Eropa dan Amerika Serikat yang melarang transfer teknologi sensitif. Tentu tidak ada lagi pertanyaan tentang pemaksaan,” lanjutnya.

Podermans juga membantah klaim tentang pemindahan teknologi yang disebutkan Brekelmans.

“Pemindahan teknologi secara paksa tidak benar. Tidak ada hukum China yang mengatur itu. Tidak benar bahwa perusahaan yang ingin aktif harus melakukannya dalam usaha patungan,” katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya