Berita

Konfederasi amal dunia, Oxam menyoroti soal kesenjangan sosial yang semakin nyata kala pandemi/Net

Dunia

Laporan Oxfam: Covid-19 Membunuh yang Miskin dan Memperkaya yang Kaya

SENIN, 17 JANUARI 2022 | 20:48 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pandemi Covid-19 membuat kesenjangan sosial semakin nyata. Laporan sebuah konfederasi amal dunia, Oxam baru-baru ini menemukan bahwa sementara kekayaan 10 orang terkaya di dunia meningkat dua kali lipat selama pandemi, orang miskin di seluruh dunia justru terus menderita karena kelangkaan vaksin dan perawatan.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Senin (17/1) berjudul "Inequality kills", Oxfam mengklaim bahwa pajak "tak terduga" 99 persen atas keuntungan pandemi dari 10 orang terkaya di dunia, jika dikumpulkan, akan cukup untuk membayar vaksin untuk semua orang di planet ini.

“Pajak 'rejeki nomplok' 99 persen satu kali atas perolehan kekayaan Covid-19 dari 10 orang terkaya saja akan menghasilkan 812 miliar dolar AS,” begitu bunyi laporan tersebut.

Laporan itu menjelaskan bahwa 10 orang tersebut memiliki uang enam kali lebih banyak daripada 3,1 miliar orang termiskin di dunia.

Oxam dalam laporan itu mengklaim bahwa orang kaya telah diuntungkan dari pilihan kebijakan struktural dan sistemik yang cenderung menguntungkan mereka. Sementara itu, masyarakat miskin secara langsung dirugikan oleh keputusan tersebut.

“Jutaan orang masih akan hidup hari ini jika mereka memiliki vaksin, tetapi mereka mati, tidak diberi kesempatan. Sementara perusahaan farmasi besar terus memegang kendali monopoli atas teknologi ini,” kutipan laporan Oxfam seperti dikabarkan Russia Today.

Badan amal tersebut mengklaim bahwa para miliarder telah berkembang pesat melalui pandemi dan bahwa langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter telah berkontribusi pada kekayaan mereka ketika pasar saham berkembang pesat.

“Vaksin dimaksudkan untuk mengakhiri pandemi ini, namun pemerintah kaya mengizinkan miliarder farmasi dan monopoli untuk memotong pasokan ke miliaran orang. Akibatnya, setiap jenis ketimpangan yang bisa dibayangkan berisiko meningkat. Prediktabilitas itu memuakkan. Konsekuensinya membunuh,” kata Direktur Eksekutif Internasional Oxfam Gabriela Bucher dalam laporannya.

Oxfam menambahkan bahwa proporsi mereka yang meninggal akibat Covid-19 di negara-negara berkembang kira-kira dua kali lipat di negara-negara kaya.

Laporan tersebut dirilis menjelang pertemuan Forum Ekonomi Dunia virtual minggu ini, yang biasanya diadakan di Davos, di mana para pemimpin akan membahas tantangan global.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya