Abu membumbung tinggi saat letusan gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai pada Sabtu 15 Januari 2022/Net
Letusan besar bawah laut di dekat Tonga di Pasifik mungkin merupakan ledakan vulkanik terbesar di dunia dalam 30 tahun, demikian menurut pakar gunung berapi Universitas Nasional Australia, Richard Arculus.
Arculus mengatakan meskipun data ilmiah terkait letusan Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai masih harus diteliti, kemungkinan itu akan duduk di 10 besar dunia, di samping letusan Krakatau pada tahun 1883 dan Gunung Pinatubo pada tahun 1991.
Profesor Arculus juga memperkirakan akan ada lebih banyak letusan Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai selama beberapa hari dan minggu mendatang, tetapi dia mengatakan ledakannya kemungkinan lebih kecil dari apa yang terjadi pada Sabtu (15/1).
Ledakan pada Sabtu dikatakan terdahsyat dalam 1000 tahun sehingga mampu mengirimkan gumpalan abu, gas dan uap setidaknya 20 kilometer ke udara.
Mirip dengan seismolog yang menggunakan skala Richter untuk mengukur gempa bumi, ahli vulkanologi memiliki Volcanic Explosivity Index (VEI) untuk mengukur daya ledak letusan gunung berapi.
"Ini akan berada di atas sana sekitar lima atau enam. Jadi cukup besar," kata Profesor Arculus, seperti dikutip dari
9News, Senin (17/1).
"Pada skala ledakan, itu di atas sama dengan Krakatau," lanjutnya.
Ukuran VEI maksimum adalah 8, yang belum pernah disaksikan manusia.
VEI letusan didasarkan pada jumlah material yang dikeluarkan, waktu material tersebut dibuang, dan kolom ketinggian letusan.
Beberapa laporan hari ini menunjukkan bahwa semburan itu bisa naik setinggi 30 kilometer.