Berita

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule/Net

Politik

Iwan Sumule: Kegaduhan Itu Karena Pejabat KKN Secara Vulgar

SABTU, 15 JANUARI 2022 | 15:52 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kegaduhan sesungguhnya adalah perilaku pejabat negara yang mempertontonkan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) secara vulgar.

Begitu jawaban dari Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule soal pernyataan Ketua Bravo 5 Jawa Timur Ubaidillah Amin Moch yang meminta tidak ada lagi tuduhan bisnis PCR yang disematkan pada Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri BUMN Erick Thohir.

"Yang sebenarnya membuat kegaduhan itu pejabat negara yang mempertontonkan praktik-praktik KKN secara vulgar," ujar Iwan Sumule kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (15/1).


Ditegaskan Iwan, bahwa perilaku KKN yang dilakukan pejabat negara sebetulnya adalah pelanggaran pada semangan perjuangan Reformasi 1998.

"Mereka mau memancing amarah mahasiswa, pemuda dan seluruh rakyat yang dulu berjuang mewujudkan reformasi di tahun 1998. Hanya satu kata, lawan!" tegasnya.

Ketua Bravo 5 Jawa Timur Ubaidillah Amin Moch mengatakan sependapat dengan apa yang disampaikan Jurubicara Luhut Binsar PAndjaitan, Jodi Mahardi.

Kata Ubaid, tudingan adanya keterlibatan dalam bisnis PCR yang disematkan pada Luhut dan Erick Thohir tidaklah pantas. Sebab, kedua pembantu Jokowi itu sudah memberi penjelasan secara terbuka.

"Anda mengatakan Pak Luhut dan Pak Erick Thohir harus diaudit dan diproses hukum, terkait pengadaan laboratorium tes PCR, padahal sudah jelas Pak luhut dan Pak Erick mengatakan siap diaudit terkait hal tersebut," demikian kata Ubaid kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (14/1).

Ubaid menyarankan, Ferry Juliantono dan Iwan Sumule menghentikan berbuat kegaduhan.

Selama ini Ubaid mengamati, kedua orang ini seperti terus menerus menyuarakan tudingan Luhut dan Erick melakukan perbuatan melawan hukum dengan berbisnis PCR di tengah pandemi Covid-19.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya