Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian /Net
Di tengah kunjungan kelompok pertama negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), China mengabarkan akan kembali kedatangan diplomat top dari Turki dan Iran pada Rabu dan Jumat (12 dan 14 Januari).
Pengumuman tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (11/1) waktu setempat.
“Atas undangan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dijadwalkan untuk mengunjungi China,†kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, seperti dikutip dari Global Times, Rabu (12/1).
“Wang Yi akan bertemu dan bertukar pendapat dengan kedua menteri luar negeri,†lanjut Wang Wenbin.
Para ahli mencatat kunjungan intensif negara - negara Timur Tengah ke China terkait dengan perubahan hubungan mereka dengan AS dan keadaan ekonomi mereka akibat pandemi Covid-19. Oleh karea itu negara-negara kawasan mengambil inisiatif untuk membentuk kembali struktur regional dan mencari jalan yang paling menguntungkan bagi kawasan.
“Selama kepresidenan Donald Trump, AS biasa mempermainkan negara-negara regional melawan Iran, untuk menjual senjata kepada mereka dan membuat mereka bergantung pada AS untuk perlindungan,†kata Li Weijian, direktur Studi Asia Barat dan Afrika di Institut Shanghai untuk Studi Internasional.
“Strategi ini membuat negara-negara Timur Tengah ini menyia-nyiakan sumber daya dan kehilangan peluang pembangunan, yang tidak hanya merusak kepentingan mereka tetapi juga merusak stabilitas regional,†kata Li.
Li mengatakan dampak parah dari pandemi Covid-19 di kawasan ini telah membuat negara-negara Timur Tengah menyadari bahwa strategi AS tidak akan membawa manfaat bagi mereka.
Begitu juga dengan upaya nyata mereka saat ini adalah mengendalikan pandemi dan menghidupkan kembali ekonomi mereka sesegera mungkin, sementara China adalah mitra yang paling tepat untuk bekerja sama di kedua bidang.
Para ahli juga percaya bahwa kunjungan intensif para menteri luar negeri negara-negara Timur Tengah akan menjadi awal yang baik bagi kawasan untuk meningkatkan dan mempercepat kerja sama dengan China tahun ini.
Sebelumnya Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani di Wuxi, Provinsi Jiangsu, China Timur, pada Selasa (11/1).
“China akan membantu Bahrain dalam 5G, e-commerce, ekonomi digital dan data besar, dan mendorong lebih banyak perusahaan China untuk berinvestasi di Bahrain,†kata Wang Yi selama pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud pada hari Senin di Wuxi, Wang Yi mengatakan bahwa kedua negara memiliki potensi besar dalam kerjasama perdagangan dan investasi.
Selama ini Arab Saudi menjadi mitra dagang terbesar China dan sumber impor minyak mentah di Timur Tengah. China juga mendukung Visi 2030, inisiatif Green Middle East dan Green Arab Saudi yang diusung oleh Arab Saudi .
“China ingin memperluas kerja sama bilateral dalam energi baru, e-commerce, keamanan penegakan hukum, pengajaran bahasa China, dan arkeologi bersama,†kata Wang Yi.