Berita

Kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh/Net

Dunia

Penculikan Makin Marak, Pengungsi Rohingya: Kami Takut Setiap Malam Tiba

SENIN, 10 JANUARI 2022 | 17:36 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Semakin maraknya insiden penculikan dan kekerasan terhadap pengungsi Rohingya di Bangladesh selama satu tahun terakhir menambah kekhawatiran publik.

Menurut laporan dari media lokal, ada lebih dari 100 kasus penculikan yang terjadi selama setahun terakhir di kamp pengungsian Cox's Bazar.

"Setiap kali malam tiba, kami tinggal di dalam tenda dan hampir tidak keluar karena kami takut pada penculik. Bahkan wanita takut untuk pergi ke kamar mandi pada malam hari," ujar seorang pengungsi, Mohammad Hamidullah, seperti dikutip Anadolu Agency.

Pada Desember tahun lalu, polisi Bangladesh menemukan mayat membusuk dari seorang pengungsi yang belakangan diidentifikasi bernama Syed Amin, berusia 40 tahun, di sebuah rumah kosong.

Syed Amin diculik 11 bulan lalu, dan para penduliknya menuntut 80 ribu taka Bangladesh kepada keluarganya.

Kemudian pada 3 Januari, polisi menyelamatkan tiga pemuda Rohingya yang diculik dari taman bermain oleh beberapa penjahat tak dikenal.

Saat ini, tiga batalyon polisi mengamankan 34 kamp pengungsi di Cox's Bazar yang menampung hampir 1,2 juta Muslim Rohingya. Menurut Hamidullah, geng kriminal merekrut pemuda Rohingya untuk melakukan kegiatan kriminal.

Seorang aktivis hak asasi manusia, Nur Khan Liton mengatakan setidaknya ada empat geng kriminal yang aktif di kamp-kamp Rohingya. Salah satunya adalah Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).

Liton mengatakan, karena banyaknya orang yang menghuni kamp, ​​​​pasukan keamanan Bangladesh tidak dapat melakukan penggerebekan dan operasi sepanjang waktu.

"Mereka (Rohingya) tidak memiliki masa depan di Bangladesh sementara repatriasi yang damai dan bermartabat tampaknya masih jauh karena memburuknya situasi politik di Myanmar, mendorong mereka menjadi mangsa empuk geng kriminal atau pedagang manusia,” jelasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya