Lithuania membutuhkan dukungan dari Barat dan kekuatan asing lainnya dalam melawan China.
Sebuah laporan di Hong Kong Post yang dikutip ANI News pada Minggu (2/1) menyebutkan, Lithuania seakan berjuang sendiri melawan salah satu negara adidaya dunia, yaitu China.
Sejak perselisihan diplomatik antara kedua negara, Lithuania berada di garis depan negara-negara yang mengidentifikasi China sebagai ancaman terbesar karena berani secara terbuka menentang otokrasi Presiden China Xi Jinping dan perilaku agresif Beijing.
Perselisihan keduanya terjadi ketika Lithuania mengambil langkah untuk memperkuat hubungan dengan Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketegangan meletus antara kedua negara ketika pada November Lituania membuat marah China dengan mengizinkan Taiwan membuka kantor perwakilan di Vilnius, setara dengan kedutaan.
Kantor perwakilan dibuka dengan nama "Kantor Perwakilan Taiwan di Lituania", sehingga secara implisit menyiratkan pengakuan badan hukum yang terpisah dari daratan.
Beijing menyerang Lituania dengan menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Lituania.
Selain itu, Beijing juga menuntut pejabat Lituania menyerahkan dokumen identitas mereka untuk menurunkan status diplomatik mereka.
Tuntutan itu menjadi perhatian serius bagi Lituania sehingga Vilnius menarik diplomatnya yang tersisa dari China pada pertengahan Desember, karena khawatir akan keselamatan mereka.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China mencatat bahwa tindakan ini menciptakan kesan palsu "satu China, satu Taiwan" di dunia, melanggar prinsip satu China, merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, dan sangat mencampuri urusan dalam negeri China.
Selanjutnya, China telah menangguhkan pergerakan kereta barang yang menghubungkan Vilnius sebagai bagian dari Belt and Road Initiatives (BRI). Beijing juga menghentikan proses aplikasi lisensi ekspor makanan Lithuania.
“Lithuania tampaknya berjuang hampir sendirian melawan salah satu negara adidaya ekonomi dan politik dunia," tulis
Hong Kong Post.
“Negara Baltik membutuhkan dukungan dari Barat dan kekuatan asing lainnya untuk melawan agresi China. Washington mengumumkan dukungannya untuk keputusan Lithuania. Uni Eropa, pada bagiannya, memperingatkan konsekuensi lebih lanjut jika tekanan China pada Lithuania berlanjut, tetapi tidak merinci apa konsekuensinya mungkin," tambah artikel itu.