Berita

Ilustrasi demo mahasiswa/Net

Politik

Berbeda pada Era Soeharto, Gerakan Mahasiswa Saat Ini Melemah

JUMAT, 31 DESEMBER 2021 | 01:03 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Dibanding gerakan mahasiswa di era Presiden Soeharto, gerakan mahasiswa di masa Presiden Joko Widodo dinilai melemah. Seperti tak ada keberanian untuk melawan rezim.

Demikian sorotan Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) SBT, Asrun Warawara, saat menjadi penanggap dalam acara dialog PMII Nusantara bertema “Refleksi Akhir Tahun: Kepemimpinan Jokowi, Indonesia Maju atau Mundur?” di Sekretariat PB PMII, Kamis (30/12).

Menurut Asrun, gerakan mahasiswa zaman Soeharto dan saat ini sangat jauh berbeda.


"Hari ini gerakan mahasiswa melemah seolah tidak berani melawan rezim yang diktator ini, kalau boleh saya katakan. Mungkin saja dikarenakan kurangnya konsolidasi lintas elemen," papar Asrun.

Ia melihat ada satu faktor  yang membuat gerakan mahasiswa cenderung melemah pada saat ini. Seperti sikap represif dari aparat terhadap mahasiswa.

"Ditambah tindakan represif oleh Aparat yang sangat berlebihan seperti saat melakukan pengamanan unjuk rasa oleh teman-teman mahasiswa," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Dialog, Awal Madani menjelaskan, kegiatan dialog ini lahir dari buah pemikiran kader PMII Nusantara.

"Tema ini lahir melihat kondisi hari ini dimana perlu kita sikapi secara serius kinerja Jokowi di periode kedua ini. Banyak hal yang mesti kita evaluasi. Seperti yang disampaikan oleh pembicara tadi, mulai dari pengelolaan sektor pertambangan, ekspor impor, utang negara yang makin besar, sampai kepada isu soal Natuna, ditambah lagi cina yang sudah merajai semua sektor perekonomian di negara kita," paparnya.

Awal menambahkan, forum diskusi ini akan dijadikan bahan evaluasi mereka di internal untuk ditindaklanjuti melalui gerakan sebagai bentuk kontrol sebagai Kaum Aktivis Gerakan.

Acara dialog ini dihadiri oleh kader-kader PMII dari berbagai daerah di Indonesia yang saat ini berada di Sekretariat PB PMII.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya