Berita

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva ketika diwawancarai oleh CEO RMOL Network Teguh Santosa pada 24 Desember 2021/RMOL

Dunia

Dubes Rusia: Tidak Menciptakan Stabilitas di Kawasan, AUKUS adalah Tren yang Sangat Berbahaya

RABU, 29 DESEMBER 2021 | 09:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kehadiran AUKUS dan Quad di kawasan merupakan tren yang sangat berbahaya. Alih-alih membantu menciptakan kawasan yang damai dan stabil, pakta pertahanan seperti itu hanya menambah kekhawatiran negara-negara sekitar.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan setiap negara, baik besar maupun kecil, memiliki hak untuk memastikan keamanan mereka.

Akan tetapi satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah membuat garis pemisah di kawasan, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya dengan membuat "klub eksklusif".

"Untuk bertahun-tahun, kita berusaha mempromosikan perairan yang inklusif, aman, dan tidak terbagi. Itu artinya Anda tidak bisa menjamin keamanan Anda dengan bergantung pada negara lain," ujarnya dalam wawancara bersama CEO RMOL Network, Teguh Santosa pada Jumat (24/12).

Kekhawatiran negara-negara di kawasan atas kehadiran AUKUS, lanjut Dubes Lyudmila, dapat terlihat dari reaksi Indonesia yang menunjukkan penolakan keras.

Melalui Kementerian Luar Negeri, pemerintah Indonesia secara khusus menyoroti kesepakatan AUKUS untuk memberikan akses Australia atas teknologi kapal selam nuklir dari Inggris dan AS.

"Itu (reaksi Indonesia) tidak mengejutkan, karena siapa yang ingin punya tetangga yang mempunyai kapal selam nuklir? Apakah kapal selam nuklir akan membuat kawasan lebih damai, stabil? Saya pikir tidak," jelas Dubes Lyudmila.

Di sisi lain, mantan dubes Rusia untuk Malaysia ini juga menyoroti fokus AUKUS dan Quad yang sebenarnya "anti-China" dan "anti-Rusia". Bukannya menciptakan kestabilan, AUKUS justru dapat memprovokasi perlombaan senjata.

"Apa yang ingin saya katakan adalah, kami pikir ini sangat berbahaya. Ini (AUKUS) tidak akan membawa perdamaian untuk kawasan atau negara," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya