Berita

Wakil Presiden Maruf Amin (tengah) dalam jumpa pers bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono/Repro

Politik

Perluas Target Penuntasan Kemiskinan Ekstrem, Wapres: Rencana Tahun Depan Jadi 212 Kabupaten/Kota

KAMIS, 23 DESEMBER 2021 | 01:40 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Upaya pemerintah menuntaskan kemiskinan ekstrem di 35 kabupaten prioritas pada 7 provinsi akan dilanjutkan pada tahun 2022 mendatang.

Wakil Presiden Maruf Amin menerangkan, tahun depan pemerintah bakal memperluas cakupan penanganan kemiskinan ekstrem yang tidak hanya di 35 kabupaten di 7 provinsi.

"Rencana kita adalah untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten/kota. Dan ternyata di 212 kabupaten kota itu, 147-nya sama dengan 69,34 persen adalah wilayah pesisir," ujar Maruf dalam keterangan tertulis yang dilansir laman Sekretariat Kabinet pada Rabu (22/12).


Dari 147 kabupaten/kota di wilayah pesisir tersebut, Maruf menyebutkan, terdapat sekitar 1,3 juta penduduk miskin ekstrem yang akan ditangani atau 12,48 persen dari total penduduk miskin ekstrem di Indonesia yang mencapai 10,86 juta jiwa.

"Nanti kita coba yang wilayah pesisir seperti apa penanggulangannya," imbuhnya.

Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga menuturkan capaian pemerintah yang telah memberikan perhatian besar terhadap upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah pesisir.

Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran lintas kementerian tahun 2021 untuk  berbagai program peningkatan produktivitas dan pemberdayaan di wilayah pesisir mencapai lebih dari 76 triliun rupiah.

"Pada 2021 juga dilakukan penambahan (bantuan) sosial sembako dan bantuan langsung tunai, BLT Desa, pada 35 kabupaten/kota di 7 provinsi (prioritas), yang di antaranya 24 kabupatennya termasuk wilayah pesisir," urainya.

Kemudian, sambung Maruf Amin, program penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir pada 2022 akan dilakukan dengan fokus pada perluasan pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

"Penambahan bansos untuk pengurangan beban masyarakat miskin ekstrem, peningkatan akses layanan dasar, konektivitas wilayah, dan kolaborasi (diperlukan) untuk meminimalkan wilayah kantong kemiskinan," pungkas mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya