Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi (tengah) dalam pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi di Teheran pada 20 Desember 2021/Net
Krisis yang terjadi di Afghanistan perlu mendapat perhatian serius, terutama kepada para pengungsi. Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi meminta lembaga-lembaga internasional dan Eropa memenuhi komitmen mereka terhadap masalah ini.
Dalam pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, Senin (20/12), Vahidi mengatakan, Iran akan berperan serta dalam upaya bantuan kepada para pengungsi.
"Republik Islam Iran tidak pernah membangun tembok untuk mencegah masuknya imigran. Warga negara asing yang tinggal di dalam Iran, seperti warga Iran lainnya, menerima layanan kesehatan yang layak," kata Vahidi.
"Kami juga telah mengadakan pembicaraan dengan Taliban dan kami mencoba untuk mengintensifkan langkah-langkah stabilisasi di Afghanistan untuk mengendalikan aliran pengungsi ke Iran," tambahnya.
Ia menekankan, AS adalah akar penyebab masalah saat ini yang dihadapi Afghanistan. Dan, Iran, negara yang terkena sanksi AS, adalah yang membuka pintu lebar-lebar untuk membantu masalah pengungsi Afghanistan.
“Situasi dan kondisi saat ini di Afghanistan disebabkan oleh Amerika Serikat. Mulai dari pemulangan pasukan, memblokir uang rakyat Afghanistan, dan ini adalah akar penyebab masalah yang dihadapi Afganistan,†katanya seperti dikutip dari
Iran Press.
Dia mengecam, 'tidak pantas' perlakuan negara-negara tertentu terhadap migran dan menambahkan, Republik Islam Iran, dengan pandangan kemanusiaan, selalu memperlakukan warga negara asing dengan baik. Tetapi ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi orang Eropa untuk tidak memenuhi tugas mereka terhadap urusan migran.
"Eropa harus ingat, Eropa adalah tujuan utama para migran ini," kata Vahidi.
"Kami berharap masyarakat internasional memahami fakta ini dan memenuhi kewajibannya terhadap para pengungsi yang tinggal di Iran," kata Vahidi.
Filippo Grande pun memuji langkah Iran dengan mengatakan bahwa Iran telah banyak membantu.
"Meskipun ada sanksi, Iran adalah tuan rumah yang baik bagi warga Afghanistan," kata Grande.
Sekitar 300.000 migran Afghanistan memasuki Iran setelah runtuhnya pemerintah Kabul dan pengambilalihan oleh Taliban. Itu terjadi pada saat bangsa Iran menghadapi sanksi AS secara sepihak, dan badan-badan kemanusiaan internasional tetap diam atas sanksi tersebut.
Afghanistan menghadapi apa yang oleh badan-badan PBB digambarkan sebagai "salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia" sejak runtuhnya Kabul pada pertengahan Agustus.
Berbicara pada sesi ke-112 Dewan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), seorang diplomat Iran mengatakan masyarakat internasional harus mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan tidak hanya ke Afghanistan tetapi juga ke negara-negara tetangganya yang menampung gelombang besar migran Afghanistan.