Berita

Pendiri MURI Jaya Suprana menyerahkan piagam Rekor Dunia kepada Marsekal (Purn) Chappy Hakim./RMOL

Nusantara

Penulis Buku Dirgantara Terbanyak, Chappy Hakim Dapatkan Rekor Dunia

MINGGU, 19 DESEMBER 2021 | 07:56 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Persis di hari ulang tahunnya yang ke-74 mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal (Purn) Chappy Yakim memperoleh pengakuan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) atas produktivitasnya menulis buku-buku mengenai dunia kedirgantaraan.

Rekor tersebut diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana, kepada Chappy Hakim yang didampingi istri, Pusparani Hasjim, dalam sebuah upacara sederhana di kantor MURI, di Mall of Indonesia (MOI), Kelapa Gading, Jakarta, Jumat siang (17/12).

“Saya yakin dan saya berani mempertanggungjawabkan bahwa ini (penulisan buku kedirgantaraan terbanyak) bukan rekor Indonesia. Ini adalah rekor dunia,” ujar Jaya Suprana yang ketika menyerahkan piagam penghargaan didampingi istrinya, Ny. Aylawati Sarwono.

“Orang Amerika Serikat, orang Jerman, belum ada yang menuliskan banyak buku kedirgantaraan. Bahkan Prof. BJ Habibie sendiri pun tidak menulis sebanyak ini,” ujar Jaya Suprana dengan nada bercanda, dan disambut tawa hadirin dalam upacara sederhana itu,  

Chappy Hakim yang lahir di Jogjakarta pada 17 Desember 1947 bertugas sebagai KSAU dari tahun 2002 sampai 2005.

Masa kecilnya dilalui di Jakarta, persisnya di Gang Poll, Jalan Segara 4, yang sejak era 1960an menjadi bagian dari perluasan pembangunan kawasan Istana Negara di Jakarta.

Seperti kebanyakan teman-temannya pada masa kecil, Chappy Hakim sempat mengecap pendidikan di Taman Kanak-kanak yang berada di halaman Istana Negara. Salah seorang teman satu kelasnya adalah Megawati Soekarnoputri yang kelak menjadi Presiden RI dari 2001 sampai 2004.

Chappy Hakim menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara pada tahun 1971. Sekolah penerbangan diselesaikannya dua tahun kemudian, dan di tahun 1982 ia resmi menjadi instruktur penerbangan. Pendidikan di Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI AU diselesaikannya tahun 1987 dan sepuluh tahun kemudian menyelesaikan pendidikan Sesko ABRI. Di tahun 1998, Chappy Hakim mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di tahun 1998.

Tidak hanya di dalam negeri, Chappy Hakim juga mengikuti sejumlah pendidikan di luar negeri, seperti pendidikan Flight Test and Aircraft Development Course, BAE Brough, di Inggris, Instructor Course C-130 Simulator di Lockheed Georgia AS, Joint Exercise Planning Staff ADF di Australia, Observe Training Course USAFA Colorado Spring, AS, dan Short Course On Aerodynamic Cranfield Institute of Technology di Inggris.

Ketika berpangkat Marsekal Muda, Chappy Hakim dipercaya sebagai Gubernur TNI AU dari tahun 1997 sampai 1999, dan Komandan Jenderal Akademi TNI dari tahun 2000 sampai 2002. Peraih sejumlah bintang kehormatan, termasuk Satyalencana Seroja dan Bintang Mahaputra, ini juga pernah memimpin PT Freeport Indonesia di tahun 2016, dan di tahun 2019 mendirikan Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI).

Selain menyerahkan piagam Rekor Dunia untuk Chappy Hakim, Jaya Suprana dan staf Kantor MURI juga merayakan ulang tahun Chappy Hakim dengan meniup lilin dan menyanyikan lagi “Selamat Ulang Tahun”.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya