Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

PBB Perintahkan Penyelidikan Internasional atas Pelanggaran HAM di Ethiopia

SABTU, 18 DESEMBER 2021 | 06:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ethiopia menolak tegas rencana PBB yang akan  meluncurkan penyelidikan internasional atas dugaan pelanggaran di negaranya selama perang yang telah berlangsung lebih dari setahun.

Ethiopia dan negara-negara Kelompok Afrika telah menyerukan debat untuk penolakan rencana tersebut dengan mengatakan bahwa penyelidikam itu bermuatan politik.

PBB melalui Dewan Hak Asasi Manusia pada Jumat (17/12) mengadopsi proposal untuk membentuk panel ahli internasional yang akan menyelidiki pelanggaran di Ethiopia, di mana dari 47 orang anggota sebanyak 21 mendukung, 15 menentang, dan 11 abstain.

Resolusi tersebut menetapkan pembentukan panel ahli akan beranggotakan tiga orang untuk jangka waktu satu tahun untuk mengumpulkan bukti dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran dengan tujuan untuk penuntutan di masa depan.

Negara-negara telah mendesak badan hak asasi PBB untuk mengirim penyelidik internasional ke Ethiopia yang dilanda konflik di tengah peringatan kekerasan.

Berbicara pada pertemuan darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB, wakil kepala hak asasi Nada al-Nashif memperingatkan bahwa konflik brutal selama 13 bulan di wilayah Tigray utara, Ethiopia, dapat meningkat.

Ini, katanya, akan memiliki "implikasi besar, tidak hanya bagi jutaan orang di Ethiopia, tetapi juga di seluruh kawasan".

Banyak diplomat menyuarakan kekhawatiran atas laporan kekejaman dalam konflik, yang menurut PBB telah menewaskan ribuan orang, membuat lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal dan mendorong ratusan ribu orang ke ambang kelaparan.

Ethiopia mengecam gagasan tersebut. Tepat sebelum pemungutan suara, utusan Ethiopia untuk PBB di Jenewa, Zenebe Kebede, menolak apa yang disebutnya teks "bermotivasi politik".

"Tuduhan yang dikenakan terhadap negara saya tidak berdasar dan mengabaikan fakta di lapangan," katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/12).

Beberapa negara datang untuk membela Ethiopia. Duta Besar Kamerun Salomon Eheth bahkan bersikeras atas nama negara-negara Afrika bahwa penyelidikan itu akan "kontraproduktif dan rentan terhadap memperburuk ketegangan".

Namun,  beberapa negara Afrika termasuk Senegal dan Sudan memutuskan hubungan dan abstain.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya