Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Dewan Internasional JPMorgan: Senjata Paling Mematikan di Dunia adalah Siber

JUMAT, 17 DESEMBER 2021 | 12:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kejahatan Siber akan menjadi fokus utama para politikus di AS mengingat ancaman dan dampak yang ditimbulkannya akan sangat berbahaya bagi dunia.

Dewan Internasional pada Kamis (16/12)  mendesak sektor publik dan swasta untuk meningkatkan upaya keamanan siber dan memerangi ancaman yang semakin berbahaya terhadap ekonomi dan keamanan nasional.

Dewan, yang mencakup CEO JPMorgan ( JPM ) Jamie Dimon, CEO Johnson & Johnson ( JNJ ) Alex Gorsky dan mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice, menyerukan kolaborasi yang lebih besar antara pemerintah dan bisnis, meningkatkan pembagian intelijen dan undang-undang keamanan siber yang lebih ketat.


“Siber adalah senjata paling berbahaya di dunia — secara politik, ekonomi, dan militer,” isi pernyataan Dewan, seperti dikutip dari CNN, Jumat (17/12).

Beberapa peretasan yang terjadi dalam tahun ini telah mengacaukan sistem dan memporakporandakan ekonomi. Salah satunya yang terjadi di bagian Tenggara AS, di mana masyarakat harus mengalami kekurangan bensin setelah serangan ransomware menutup Colonial Pipeline, salah satu infrastruktur energi paling vital di Amerika.

Kemudian, serangan siber yang menyusup ke JBS memaksa produsen daging untuk menutup semua produksi daging sapi di fasilitas di seluruh Amerika Serikat.

Dewan Internasional kembali mengingatkan bahwa serangan siber pada tahun 2021 tumbuh dalam jumlah dan kecanggihan, menunjukkan bahwa baik aktor negara dengan sumber daya yang besar maupun kelompok kriminal memiliki kapasitas untuk mengancam infrastruktur kritis dan pada akhirnya mengancam keamanan nasional.

Gedung Putih pada Kamis (16/12) telah mengingatkan langkah-langkah yang dapat diambil oleh para pemimpin bisnis untuk mempertahankan diri dari serangan dunia maya pada musim liburan ini.

"Sayangnya, pelaku siber jahat tidak sedang berlibur,  dan mereka dapat merusak kita jika kita tidak siap dan terlindungi," ujar salah satu pejabat di Gedung Putih.

Dewan JPMorgan, yang anggotanya juga termasuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, memuji pemerintahan Biden dan Kongres atas "pekerjaan yang sangat besar" yang ditujukan untuk mengatasi tantangan dunia maya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya