Berita

Presiden Tunisia Kais Saied/Net

Dunia

Peneliti: Upaya Saied Dekatkan Diri dengan Rakyat Tidak Meredakan Konflik, Gejolak Politik di Tunisia Akan Terus Meningkat

JUMAT, 17 DESEMBER 2021 | 11:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Gejolak politik di Tunisia nampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat. Keputusan Presiden Kais Saied yang  memperpanjang satu tahun penangguhan parlemen dan mengumumkan referendum untuk mereformasi konstitusi, mendapat banyak kecaman dan memercikkan api kemarahan.

Para lawan Saied menuduhnya sengaja memberikan pukulan lain terhadap demokrasi yang baru lahir di negara itu. Sebaliknya, banyak orang Tunisia, yang bosan dengan sistem yang dianggap disfungsional dan korup, menyambut baik langkah Saied.

Peneliti politik dari  University of Lille, Amine Ben Mami, menjelaskan, keputusan Saied itu akan menghadapi penentangan yang meningkat dalam bentuk demonstrasi di dalam negeri dan tekanan dari luar negeri.


“Menangguhkan parlemen memungkinkan Saied memiliki caranya sendiri. Dia ingin menjadi wakil rakyat, bahkan jika itu berarti menentang rakyat ke partai politik, dan salah satu pengumuman dalam empat jam pidatonya adalah penyelenggaraan konsultasi warga Tunisia di lapangan dan di Internet dari 1 Januari hingga 20 Maret," katanya seperti dikutip dari Africa News.

Ia kemudian melanjutkan bahwa 20 Maret adalah tanggal kemerdekaan, itu akan menjadi pertanyaan untuk sampai pada Konstitusi baru yang mengabadikan rakyat dan bukan yang telah diadopsi oleh partai politik.

Pengumuman Saied tersebut juga telah mengirimkan gelombang kejutan melalui pembentukan politik di Tunisia. Ben Mami yakin ketegangan akan meningkat.

Aktor politik yang berbeda dari partai politik masih dalam fase ketegangan, katanya.

Seminggu yang lalu terjadi kebakaran di markas partai Islam. Itu menimbulkan pertanyaan pada saat partai ini telah benar-benar dikosongkan dari kekuasaan dan pengaruhnya yaitu DPR, yang benar-benar dibekukan.

"Ada dua pihak yang memainkan permainan itu, yang satu menganggap prosesnya diblokir total dan yang lain menganggap Saied melakukan ini dengan ide memperbaiki Konstitusi, untuk mendekatkannya kepada rakyat, dan mereka mendukung wacana ini," tutupnya.

Juli lalu, Presiden Saied memberhentikan perdana menteri dan menangguhkan parlemen dalam apa yang banyak diklaim sebagai upaya untuk menghapus partai Islam Ennahdha dari pemerintah.

Dengan menangguhkan parlemen, Presiden Saied telah 'de facto' mencopot Ennahdha dari kekuasaan.

Ennahdha telah menjadi pilar koalisi pemerintah berturut-turut sejak jatuhnya rezim Zine El Abidine ben Ali, yang digulingkan pada 2011 oleh pemberontakan rakyat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya