Berita

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ansory Siregar/Net

Politik

Pimpinan Komisi IX DPR Desak Pemerintah Tindak Tegas Mafia Karantina Hotel

SELASA, 14 DESEMBER 2021 | 12:08 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pimpinan Komisi XI DPR RI mencurigai adanya mafia hotel yang diduga bermain melalui kebijakan kewajiban karantina 10 hari bagi WNA/WNI yang tiba dari luar negeri.

Dugaan ini mencuat setelah ada warga yang melaporkan biaya karantina di hotel yang berkali-kali lipat dari biaya menginap biasa.

"Aktivitas hotel-hotel ini jelas merugikan rakyat. Harga yang mereka terapkan untuk karantina ini sangat mahal dan tidak masuk akal, bisa mencapai tiga kali lipat. Kami mencurigai ini ada permainan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ansory Siregar, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/12).  


Anshory mencontohkan, harga paket karantina 10 malam di hotel sekitar Mangga Dua, Jakarta Pusat, mencapai Rp 11 juta per orang. Karena itu, total biaya karantina sepasang orangtua dengan 1 anak di satu kamar hotel mencapai Rp 24 juta.

Jika mereka pulang dari Singapura dengan total biaya tiket sebesar Rp 10 juta, kata Anshory, maka biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 34 juta.

"Ini belum termasuk PCR ya. Biayanya kalau sama PCR bisa 36-37 juta per keluarga. Jika ini terus dibiarkan, wisatawan akan sulit berkunjung ke negara ini dan pada akhirnya merugikan pemerintah sendiri," papar politikus PKS ini.

Oleh karena itu, Pemerintah harus segera melakukan tindakan tegas terhadap mafia hotel yang melakukan permainan harga.

"Caranya adalah dengan menyisir hotel-hotel dan mengecek biaya-biaya yang mereka keluarkan," jelasnya.

Tak hanya itu, Anshory juga mengusulkan agar Pemerintah segera menetapkan harga maksimal atau batas atas karantina di hotel.

"Pemerintah bisa terapkan harga tertinggi karantina di hotel untuk mencegah permainan-permainan pemilik hotel untuk mengeruk keuntungan besar dari kebijakan karantina ini," tutup Ansory.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya