Presiden Joko Widodo bersama Ketua KPK Firli Bahuri dalam satu kesempatan/Net
Saat menyampaikan pidato pada puncak perayaan Hari Antikorupsi Sedunia (Harkodia), Presiden Joko Widodo bangga bahwa indeks perilaku antikorupsi pada masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks perilaku antikorupsi tahun 2019 berada di angka 3,07, lalu tahun 2020 diangka 3,84 dan pada tahun 2021 diangka 3,88.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan bahwa dalam rencana stratagis KPK 2019-2024 mengedepankan upaya pencegahan, dengan membangun arus pikir utama seluruh komponen bangsa tentang bahayanya korupsi.
“Dengan begitu maka pendidikan adalah hal yang utama untuk pemberantasan korupsi,†kata Firli dalam keterangannya pada Harkodia, Kamis (9/12).
Pendidikan dalam kerangka pemberantasan korupsi, sambung Firli, sangat penting. Pasalnya, melalui pendidikan maka dapat merubah sikap, perilaku dan budaya korupsi.
“Budaya korupsi harus kita ganti menjadi budaya antikorupsi. Bagaimana caranya, caranya tak lain adalah melalui pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan itu ialah senjata yang paling ampuh dan bisa kita gunakan untuk mengubah dunia,†tekan Firli.
Dalam rangka membentuk perilaku antikorupsi, KPK juga melakukannya melalui saluran yang akrab dengan masyarakat yakni lewat Festival Film Antikorupsi Tahun 2021 yang tujuannya untuk membudayakan spirit pemberantasan korupsi di tanah air.
Disamping itu, strategi KPK dalam melakukan kerja-kerja pemberantasan korupsi menggunakan trisula, yakni pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas, agar generasi mendatang tak mau lagi melakukan korupsi.
Lalu pencegahan melalui upaya-upaya perbaikan sistem, dan terakhir yaitu penindakan yang bertujuan untuk membuat efek jera terhadap pelaku tindak pidana korupsi dan mengoptimalkan pengembalian kerugian negara.