Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Konflik Etnis Sudan Pecah, 48 Nyawa Melayang

SELASA, 07 DESEMBER 2021 | 08:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Puluhan orang tewas dalam konflik suku di negara bagian Darfur Barat, Sudan. Komite Pusat Dokter Sudan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/12) jumlah korban meninggal dunia sudah mencapai 48 jiwa.

"Laporan awal menunjukkan bahwa ada 48 kematian akibat peluru tajam dan sejumlah besar cedera, beberapa kritis, akibat konflik berdarah di daerah Kirainik di negara bagian Darfur Barat," bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (7/12).

Dalam laporan terpisah, Koordinasi Umum untuk Pengungsi dan Pengungsi di Darfur, juga mengkonfirmasi puluhan orang tewas atau terluka akibat serangan oleh orang-orang bersenjata di daerah Kirainik di negara bagian Darfur Barat.

"Kekerasan meletus di daerah itu setelah milisi bersenjata membunuh dan melukai sejumlah pengungsi internal (IDP), dan membakar kamp IDP dan pasar daerah Kirainik di negara bagian Darfur Barat," katanya.

Sementara itu, Gubernur Wilayah Darfur Arko Minni Minnawi mengatakan pihak berwenang sedang melakukan upaya untuk mencegah mobilisasi dan perpecahan suku, yang akan mengakibatkan pembakaran desa dan eskalasi konflik.

Dewan Kedaulatan Transisi Sudan, sementara itu, mengadakan pertemuan rutin di Istana Republik di Khartoum pada hari Senin dan meninjau peristiwa malang di negara bagian Darfur dan Kordofan yang mengakibatkan korban dan perusakan properti.

"Dewan menyatakan penyesalan atas terjadinya peristiwa seperti itu yang menyebabkan pertumpahan darah dan hilangnya harta benda," kata Salma Abdul-Jabbar Al-Mubarak, juru bicara dewan dalam sebuah pernyataan.

Perang saudara di wilayah Darfur Sudan telah terjadi sejak 2003 selama pemerintahan mantan Presiden Omar al-Bashir, yang digulingkan dari kekuasaan pada April 2019.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya kekerasan di Darfur termasuk gangguan keamanan dan akses suku terhadap senjata, sementara banyak bagian wilayah tersebut tidak memiliki pemerintahan yang efektif.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya