Berita

Presiden Joko Widodo dianalisa mulai ditinggalkan oleh rekan koalisi kabinetnya/Net

Politik

Presiden Jokowi Ternyata Mulai Ditinggalkan Rekan Koalisinya

MINGGU, 05 DESEMBER 2021 | 20:17 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo dianggap semakin hari semakin ditinggalkan oleh partai politik (parpol) pendukung koalisinya menjelang Pemilu 2024.

Demikian pengamatan yang disampaikan oleh Ray Rangkuti dalam acara Diskusi Politik bertajuk "MPR Vs SMI Seteru Jelang Reshuffle" yang diselenggarakan oleh Formappi dan Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Minggu sore (5/12).

Menurut pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), mulai ditinggalkannya oleh rekan koalisinya itu salah satu alasan Presiden Jokowi membutuhkan waktu hingga empat bulan ini untuk melakukan reshuffle kabinet.


"Pertama, menggambarkan kepada kita bahwa semakin besar koalisi sebetulnya bukan membuat efektivitas pemerintah semakin menguat, tapi sebaliknya membuat efektivitas pemerintah itu makin lambat. Itu terjadi terlihat dalam suasana yang sekarang, tarik menarik antara partai politik," ujar Ray seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/12).

Menurut Ray, bisa jadi parpol koalisi menolak dilakukan reshuffle. Sehingga, membuat Presiden agak sulit untuk memasukkan Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam kabinet.

"Jadi kalau presiden beranggapan, semakin besar koalisi masuk ke dalam akan semakin cepat mengambil keputusan, mungkin di satu segi iya, tapi pada aspek yang lain, kita melihatnya untuk hal yang remeh soal pergantian kabinet pun membutuhkan setidaknya 4 bulan," jelas Ray.

Selama empat bulan ini, analisa Ray, kondisi politiknya membuat ketidaknyamanan para menteri Kabinet Indonesia Maju. Sebab, mereka merasa was-was akan direshuffle oleh Jokowi.

"Yang kedua adalah makin memperlihatkan pada kita, pada akhirnya presiden akan ditinggal sendiri oleh rekan-rekan koalisinya. Ini masih tahun 2021. Saya kira, memasuki tahun 2022, tahun politik yang kita sebutkan, akan semakin kentara, di mana presiden betul-betul akan ditinggalkan oleh rekan koalisinya," terang Ray.

Semua rekan koalisi Jokowi kata Ray, sudah sibuk dengan urusan politik, yakni terkait Pemilu 2024. Ray menduga, jika menjalankan agenda kenegaraan hanya karena para anggota koalisi itu sedang bersama dalam pemerintahan.

"Tidak lebih dari sekedar menggugurkan kewajiban, tapi efek dari pekerjaan itu bukan dalam kerangka membesarkan pemerintahan Pak Jokowi, tetapi efeknya akan diambil oleh partai-partai dari anggota kabinet berasal," terang Ray.

Gejala-gejala Presiden Jokowi ditinggalkan menurut Ray, semakin hari semakin kentara. Bahkan, dari hal yang kelihatan sepele pun menunjukkan betapa Presiden Jokowi sebetulnya ditinggalkan oleh rekan-rekan koalisinya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya