Berita

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie/Net

Politik

Jokowi Tidak Pernah Membaca Kemampuan dan Keahlian Menteri yang Dipilih

KAMIS, 25 NOVEMBER 2021 | 15:35 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Cara Presiden Joko Widodo dalam menunjuk menteri baru dalam setiap perombakan kabinet atau reshuffle dinilai tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang. Jokowi tidak pernah mendengarkan masukan publik tentang nama-nama yang pantas menjadi menteri.

Begitu kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Kamis (25/11).

“Jokowi punya teropong lain, kerap bukan orang populer atau dikenal publik yang diusung, tapi mereka yang tak terlalu diuber-uber media,” ujarnya.

Calon yang disukai publik tidak langsung diakomodir. Sementara desakan agar seorang menteri dirombak karena tidak tampil maksimal tidak respon dengan baik.

“Saya pelajari sejak periode lalu Jokowi tak pernah membaca kemampuan dan keahlian menterinya,” tegas Jerry Massie.

Jokowi terbilang pemimpin yang paling buruk dalam menentukan “the right man on the right place”. Seperti menempatkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim yang tidak memiliki latar belakang di dunia pendidikan. Bahkan tampak nirterobosan saat menghadapi pandemi.

“Jadi soal menentukan right man, Jokowi masih kalah sama pendahulunya Presiden Soekarno, Soeharto, sampai SBY,” sambungnya.

Singkatnya, jika Presiden Jokowi memiliki prinsip dan pandangan lain soal reshuffle, maka seharusnya dia melakukan perombakan sejak September. Sebab, banyak menteri yang kinerjanya buruk dan tak berprestasi bahkan kebijakannya amburadul.

“Saya sarankan perlu ada jajak pendapat untuk menteri juga mana yang buruk dan tak ada kontrubusi tak perlu dipertahankan. Sebetulnya hampir setengah kinerja menterinya mengecewakan, tapi sulit bagi Jokowi mereshuffle sebanyak itu. Paling banter di bawah 5 menteri yang diganti tak lebih,” tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Kejagung Jangan Goyang Usut Kasus Timah

Rabu, 24 April 2024 | 14:05

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas KPK

Rabu, 24 April 2024 | 13:58

Nathan Diizinkan Kembali Membela Garuda Muda, Erick Thohir Berterima Kasih kepada Suporter

Rabu, 24 April 2024 | 13:54

Perindo Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 13:53

Senat AS Loloskan Paket Bantuan Rp1.535 Triliun untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Rabu, 24 April 2024 | 13:51

Prabowo: Saya Manusia dan Pernah Bikin Salah, Saya Minta Maaf

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Prabowo: Terima Kasih Pak Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Anies Respons Sindiran Prabowo soal Senyuman Berat: Biasa Saja

Rabu, 24 April 2024 | 13:45

Ratu Adil Ajak Seluruh Elemen Bangsa Lakukan Rekonsiliasi Nasional

Rabu, 24 April 2024 | 13:29

Pemerintah Australia Resmikan Fase Baru Program Investing in Women di Jakarta

Rabu, 24 April 2024 | 13:26

Selengkapnya