Berita

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil/Net

Politik

Beathor Suryadi: Ada Baiknya Sofyan Djalil Mundur Sebagai Menteri yang Gagal

MINGGU, 14 NOVEMBER 2021 | 12:42 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil diminta untuk bisa meniru Polantas Mabes Polri dalam menertibkan STNK masyarakat. Di mana satu nama di STNK didasarkan pada nomor mesin kendaraan.

Permintaan itu disampaikan oleh mantan anggota DPR RI Bambang Beathor Suryadi kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Minggu (14/11).

Menurutnya, selama 7 tahun memimpin negeri ini, Presiden Joko Widodo masih gagal dalam urusan menertibkan sertifikat tanah. Padahal menurutnya, ada sistem Geospasial yang bisa memungkinkan sertifikat didasarkan pada nomor titik koordinat tanah.

Beathor, yang juga politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa Jokowi di awal periode mengusung revolusi mental. Artinya harus ada gagasan dan tindakan yang melompat, bukan mengerjakan hal-hal yang sebatas rutinitas.

“Sofyan Djalil dan Arie Himawan Sekjend ATR bukan orang karier, seharusnya mereka punya keberanian lebih untuk menindak para pejabat BPN nakal. Sofyan dan Arief ditampilkan Presiden Jokowi untuk mengatasi kebobrokan yang sudah akut dan parah di BPN,” tegasnya.

Seharusnya, masalah mafia tanah yang menumpuk di kementerian tersebut selama 7 tahun sudah mendapat titik terang. Apalagi Sofyan dan Arie tidak punya ewuh perkewuh untuk bertindak tegas.

“Tapi kenapa jadi tidak berdaya dan harapan Presiden semakin tidak terwujud?” tanyanya.

Beathor menjelaskan bahwa kementerian ini sebenarnya telah menerbitkan Permen 21/2021 yang mengatur penyelesaian kasus tanah akibat ulah kebobrokan aparat anak buahnya. Tapi yang terjadi, justru ada operasi tangkap tangan pada 12 November lalu di Kantor BPN Lebak Banten.

“Artinya seruan Menteri Sofyan tak dipatuhi oleh para pejabat di bawahnya. Sebagai orang cerdas dan pernah hidup di negara- negara yang beradab, ada baiknya Sofyan Djalil mundur sebagai menteri yang gagal,” ujar Beathor.

Lebih labjut, dia mempertanyakan kenapa masih ada sogok-menyogok sebagai modus operandi para mafia. Apalagi setiap Pemda sudah menentukan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

“Apakah harga NJOP itu bagi pihak property, kebun, atau tambang terlalu mahal, sehingga mereka merampas tanah tanpa AJB dan tanpa bayar pajak tanah?” sambungnya.

Padahal mereka bisa menempuh jalan musyawarah agar rakyat pemilik tanah ikut sejahtera. Skemanya, tanah disewa, petani ikut kerja, dan mendapatkan bagi hasil dari panen lahan selama disewa

“Wujud dari sistem kekeluargaan yang tercantum dalam pasal 33 UUD 45 itu,” kata Beathor.

Mantan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) itu menekankan bahwa selisih harga dalam penjualan itu yang menjadi biang kerok perampasan tanah. Pengusaha menghamburkan uang untuk menyogok aparat BPN, polisi, dan pengadilan.

Sementara rakyat sebagai pemilik sah lahan menderita bertahun tahun, ada yang dipenjara, bahkan tewas bentrokan dengan preman utusan pengusaha. Padahal mereka punya sejarah di tanah tersebut, punya surat kepemilikan atas tanah, bahkan sudah SHM yang dari kantor BPN itu sendiri.

“Program Sertifikat, PTSL/ Prona yang menjadi andalan janji Presiden justru dilabrak oleh aparat BPN sebagai kementerian pelaksana. Tugas pokok ATR/BPN berdasarkan UU adalah kementerian tempat pendaftaran tanah, anehnya di lokasi tanah yang sama bisa muncul 2 atau lebih nama pemilik/SHM atas lahan tersebut dan semua surat itu keluar dari kantor BPN,” demikian Beathor.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya